Chapter 20

1.2K 103 27
                                    

BRAK!!

"AYAH!"

Gadis kecil itu yang tak lain dan tak bukan adalah Putri Ketiga, Zhang Jiao Mi. Jiao Mi segera menubruk-an tubuh mungilnya dengan tubuh kekar sang Ayah. Ia menangis sambil tersiksa pelan.

Seluruh orang yang berada di ruangan itu terdiam membisu. Terlebih lagi satu kata yang keluar dari mulut gadis kecil itu membuat mereka semua syok, kebingungan, dan juga heran saat mendengarnya.

"Tunggu, AYAH?!"

"APA? AYAH?!"

Berbeda dengan yang lainnya, Kaisar Zhang tetap bersikap tenang. Ia sudah mengetahuinya lebih awal. Tao Yan memberitahu dan meminta izin kepadanya. Dengan berat hati, ia mengizinkan hal tersebut. Ia tidak ingin melihat putrinya terus-terusan terkurung seperti burung.

"Mi'er," gumam sang Kaisar. Ia membawa tubuh mungil itu kepangkuan-nya. Tangan kekarnya terangkat untuk memeluk tubuh mungil itu. Ia mengusap pelan berungkali punggung putrinya agar lebih tenang dan berhenti menangis.

"Mi'er, kenapa menangis, hm? Ayo, katakan pada Ayah. Apa ada sesuatu yang terjadi sehingga membuat putri Ayah menangis?" gadis kecil itu tidak menjawab. Ia masih tetap terisak pelan. Biasalah, drama.

Kaisar Zhang menghela nafas pelan, ia tidak lagi bertanya apapun. Yang saat ini ia lakukan hanya fokus menenangkan putri kecilnya yang masih terisak. Ia akan bertanya setelah tangisan putrinya mereda.

Interaksi keduanya tidak luput dari penglihatan semua orang yang hadir di dalam ruangan itu. Banyak pertanyaan bersarang di kepala mereka. Sebenarnya, siapa gadis kecil itu? Kenapa Kaisar Zhang terlihat begitu memperhatikannya. Apa ada suatu yang keluarga Kekaisaran sembunyikan dari mereka?

Yu Shu dan Yu Chu mematung. Interaksi bagaikan anak dan Ayah yang saling menyayangi tidak luput dari penglihatan mereka berdua. Setitik rasa nyeri seperti diiris pisau bersarang di dada mereka. Namun, banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang mereka ingin lontarkan saat itu juga.

Dari arah pintu, rombongan Permaisuri Ming telah tiba. Melihat itu, Kasim yang berjaga bersiap-siap mengumumkan kehadirannya. Namun, hal itu dicegat lebih dulu oleh pelayan pribadi sang Permaisuri.

Manik indah sang Permaisuri menyipitkan melihat hal apa yang terjadi di dalam ruang rapat itu.

"MI'ER, PUTRIKU!"

Dengan langkah cepat Permaisuri Ming menghampiri Kaisar Zhang dan Jiao Mi. Tangan lentiknya terulur mengangkat tubuh mungil putrinya dengan lembut.

"Tenanglah, Sayang. Berhenti menangis, oke? Ibu ada disini," bisik sang Permaisuri. Ia membujuk putrinya agak berhenti menangis.

Sebenarnya, Jiao Mi sudah berhenti menangis sejak saat tadi, sebelum ia berpindah ke pelukan sang Ibu. Dalam diam gadis kecil itu menguap malas. Ternyata menangis juga dapat menguras tenaga.

Perlahan gadis kecil itu mengangkat wajahnya. Ia bertatap mata langsung dengan sang Ibu. Dengan mata yang masih berair, gadis kecil itu menggelengkan kepalanya pelan.

Permaisuri Ming menatap gemas putrinya, "Kenapa kamu begitu menggemaskan, Mi'er? Ibu jadi tidak rela membiarkan semua orang menatapmu," cetusnya tidak rela. Yang benar saja jika putrinya akan menjadi rebutan orang-orang karena begitu menggemaskan? Ia tidak bisa membayangkan hal itu terjadi.

Selir Agung Yu merasa ada sesuatu yang aneh dan juga ada hal yang Kaisar Zhang sembunyikan darinya.

"Yang Mulia, bolehkah Selir ini mengajukan pertanyaan?" seluruh atensi mengarah kepadanya. Terutama raut wajah sang Permaisuri menjadi tidak se-senang tadi.

Rebirth As An Imperial PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang