Bekal

795 99 7
                                    

Pagi ini Krist sudah sibuk di dapur. Dia berniat membuat bekal untuk Singto. Dari semalam Singto tak pulang ke rumah. Bahkan Krist terus menyalahkan dirinya sendiri.

Krist membuat nasi goreng sederhana. Tak lupa Krist memasak lebih banyak untuk Papa dan Mama.

"Loh Krist. Kamu sudah masak saja pagi-pagi." Mama muncul dari belakang Krist.

"Iya, Ma. Mau masak buat Abang, sekalian buat Mama sama Papa." Krist melihat kearah Mama. "Mama mau makan sekarang? Biar Krist bawain ke meja makan sekarang."

"Boleh, Mama bantuin bawa ke meja makan ya."

"Gak usah, Ma. Krist bawa sendiri bisa kok. Mama tunggu di meja makan sama Papa saja. Sebentar lagi Krist ke meja makan."

"Mama tunggu di meja makan ya Krist."

"Iya, Ma."

Mama melangkah menjauh dari Krist. Sebelum membawa makanan ke meja makan, Krist menata nasi goreng itu ke dalam bekal. Bekal untuk Singto.

Setelah selesai, Krist membawa sisa nasi goreng ke meja makan. Terlihat Papa dan Mama yang antusias menunggu masakan Krist.

"Makanan datang. Maaf ya, Pa, Ma, cuma nasi goreng biasa. Nanti Krist bakal belajar masak lagi," ucap Krist canggung.

"Gak papa Krist, ini saja sudah cukup. Nanti kalau mau belajar masak sama Mama saja. Kalau Mama gak sibuk ya," Mama mengucapkan kata-kata itu dengan tulus.

Krist meletakkan nasi goreng itu di meja makan. Setelah itu, Krist mengambil piring Papa. Meletakkan nasi goreng itu di atas piring Papa. Setelahnya, Krist mengambil piring Mama. Sama seperti Papa, namun porsi Mama lebih sedikit. Permintaan dari Mama sendiri.

Mereka makan dengan tenang. Krist melihat raut wajah dari orang tuanya. Papa yang begitu menikmati makanannya, sedangkan Mama, terlihat sekali suka dengan masakan Krist.

"Krist, Mama boleh nambah gak?" tanya Mama.

"Loh, katanya Mama diet? Gimana sih, Ma?" tanya Papa dengan nada mengejek.

"Ini enak banget, Pa. Besok masih bisa kok dietnya."

Krist hanya menggelengkan kepalanya, lalu mengambil piring Mama yang sudah bersih.

"Ini nambah sedikit atau banyak, Ma?"

"Lumayan banyak Krist."

Krist mengambil nasi goreng itu lalu diletakkan di atas piring Mama. Setelahnya, Krist memberikan piring berisi nasi itu ke Mama.

"Krist, besok besok kamu saja yang masak. Kalau kamu yang masak, kayaknya Mama bakal menggemuk deh bukan mengurus," ucap Mama.

"Gak, gak ada. Biar pembantu saja yang masak. Krist itu harus fokus sama sekolahnya, Ma," protes Papa.

"Bercanda, Pa," ucap Mama malas.

"Tapi Krist mau kok masakin kalian setiap hari. Jadi gak papa Krist masak. Gak ganggu sekolah Krist juga kok."

"Gak, Krist. Masak biar pembantu saja." Papa masih mencoba melarang Krist.

"Pa, jangan tekan Krist. Biarin Krist lakuin apa yang dia mau."

Papa menarik nafas berat. "Oke, kalian menang. Papa ngalah."

Mama dan Krist tos di depan Papa, sedangkan Papa hanya menggeleng melihat kelakuan anak dan istrinya.

"Pa, Ma, Krist berangkat dulu ya, sudah telat."

"Bareng sama Papa saja Krist," tawar Papa.

"Gak usah, Pa, Krist berangkat sendiri saja."

Aku Terlambat [ Singto x Krist ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang