Masalah lagi

779 84 2
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi, Nada dengan cepat memasukan buku ke dalam tasnya.

"Krist, maaf ya gak bisa nemenin kamu. Aku ada acara keluarga."

"Gak papa, Nad. Kamu pulang saja ya."

"Maaf banget. Besok aku temenin kamu lagi kok."

"Sudah, sudah, sana pulang."

Nada mengangguk lalu berlalu meninggalkan Krist. Krist menata bukunya dengan perlahan. Dia tak ingin pulang saat ramai.

Satria memasuki kelas Krist. "Tunggu gue ya, gue masih ada ekstra. Bentar kok. Nanti gue antar pulang. Lo pasti juga gak mau ketemu Singtokan?"

Krist mengangguk. Setidaknya kemungkinan untuk bertemu Singto semakin sedikit.

"Aku tunggu kamu dimana?"

"Gue ada ekstra basket. Lo tunggu di kantin atau gak di mana saja lah, terserah lo."

"Oke."

"Sebentar." Satria mengeluarkan ponselnya lalu memberikan kepada Krist.

Wajah Krist terlihat bingung. "Buat apa?"

"Pantas Singto emosi terus ke lo. Lemot sih. Gue minta nomor lo, kalau mau pulang biar enak tinggal chat."

Krist tersenyum. "Oh iya." Krist segera mencatat nomornya di ponsel Satria. Setelah selesai, Krist mengembalikan ponsel Satria.

Satria menelefon ponsel Krist, ponsel Krist bergetar. "Sudah masuk. Itu nomor gue. Kalau ada apa-apa, segera hubungi gue."

Krist mengangguk. "Sana, nanti teman-teman kamu nungguin."

Satria mengelus rambut Krist. "Gue pergi dulu."

Krist mengangguk. Satria segera meninggalkan Krist sendiri di kelas. Krist terduduk sebentar di kursinya. Entah mengapa perasaannya tak enak.

"Gak papa, paling cuma perasaan aku saja sih." Krist mencoba untuk menghapus rasa khawatirnya.

Singto yang melihat Krist sendirian di kelasnya segera menghampiri Krist.

"Sekarang lo nikmatin kebebasan lo karena ada Papa sama Mama."

Krist menatap Singto yang di depannya. Tangan Krist bergetar. Ketakutan Krist muncul.

Singto menatap Krist. "Oh, lo sekarang takut sama gue?"

Singto menjambak rambut Krist. "Kenapa gak dari dulu lo jauhin gue? Kenapa baru sekarang lo takut sama gue?"

"Lepasin, aku mohon," rintih Krist.

"Apa? Lepasin? Gak akan gue lepasin lo." Singto menatap tajam Krist. "Gue hari ini gak pulang, jadi lo silakan nikmati waktu bersama orang tua gue."

"Pulang. Aku mohon pulang. Papa sama Mama pasti pengen sama anaknya."

"Lo sadar ngomong kayak gitu? Sejak ada lo di rumah. Mereka sudah beda. Mereka lebih belain lo. Mereka bahkan rela libur buat lo."

Singto menarik rambut Krist hingga Krist terjatuh dari kursinya. Singto melihat Krist sebentar, lalu menarik baju Krist. Singto membawa Krist ke belakang kelas.

"Lepasin... Gak bisa napas..." mohon Krist.

Singto tak mendengarkan permohonan Krist. Singto membanting tubub Krist hingga mengenai tembok.

"Lo kenapa sih harus datang di hidup gue? Kenapa lo ganggu kehidupan gue yang tenang?"

"Maaf," ucap Krist pelan. Kepalanya terasa sangat pusing saat ini.

Aku Terlambat [ Singto x Krist ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang