16 the lights dimmed

39 5 0
                                    


"wortel sudah kupotong .... langsung dimasukkan ke Pancinya?" ujar Adrian sumringah .... yang diajak bicara sedikit mengelap peluhnya ....

"sebentar lagi .... biar gak lembek..." ujar Sosok bertubuh molek itu sambil mengangsurkan gelas berisi air es

"Bapak tidak perlu repot repot sebenarnya" lirih Jolie siang itu di rumahnya di belakang IPB

"aku mereparasi beberapa barang elektronik ... gak enak rasanya gak balas budi..." ujar Adrian merendah

"bapak udah bayar ... justru ini yang membuatku merasa harus membalas budi..." keluh Jolie

"aku masih dapat sepertiga bagian sup Iganya kan?" tanya Adrian Jenaka ...

"yeah tentu aja .... cuma ... yeah aku gak suka dinamika ini .... bapak punya keluarga ... nanti apa kata orang?" keluh Jolie kemudian

"sampai saat ini aku pelanggan.... mungkin nanti bisa jadi karibmu .... tenang ... aku cukup tahu diri kok..." cengir Adrian yang mendapat lemparan lap Kotor dari Jolie

"ya Bapak tahu diri.... akunya gimana?" kesal Jolie kemudian

Adrian tertawa terbahak "memang apa yang kau rasakan?" ujarnya kemudian

Jolie memutar matanya "ribet.... aku merasakan ribet" ujarnya seraya meninggalkan dapur ... tak sadar bahwa Mata elang Adrian sejak tadi memandangi lenggok langkahnya yang menghilang di kamar mandi

"bagaimana keadaannya?" panik Ate memasuki rumah Ratna dan Stella di kawasan Baranangsiang.... Bu Ratna yang baru keluar dari kamar dengan baskom berisi kompres hanya terdiam sesaat

"saat aku mau membangunkannya untuk berangkat sekolah dia mengeluh pusing ... badannya panas dan lemas..." jelas perempuan itu perlahan

"boleh aku melihatnya tante?" ujar Mauliate khawatir .... Ratna mengangguk dan Ate segera memasuki kamar ...

Ate terdiam memandangi gadis pucat yang terpejam diatas kasur .... perlahan disentuhnya dahi gadis itu .... panas ..... sang gadis membuka matanya dan mengerjap perlahan

"te....." lirihnya

"bobo aja .... jangan dipaksain...." ujar Ate lembut .... sang gadis memeluk tangan kokoh si laki laki ... pandangan mereka tak sadar bertabrakan

"apa yang dirasakan , La?" lirih Ate sesaat ....

Stella terdiam .... "pusing .... lemas .... bingung ... antara merasa mengkhianati atau dikhianati...." jawabnya lemas

" Satrio menceritakan tentang keluarga pak Harris? " timpal Mauliate lagi

"maksudmu tentang Allegro? " dingin Stella

si pemuda yang terduduk disamping ranjang Stella tercekat ....

"yeah ... tentu saja ... mereka berteman baik...." jawab Mauliate berusaha bersikap tenang ...

Stella berusaha duduk di ranjangnya ... wajah pucatnya tidak bisa menyembunyikan kenyataan bahwa ada amarah yang tersimpan di kepalanya ... amarah yang dia enggan lampiaskan karena dia amat peduli pada laki laki di hadapannya

"Satrio bilang ... lo nidurin dia?" ujar Stella dingin ...

"apa itu penting? setelah semua hal ... apa itu penting? kau tahu aku pernah bersama Banda dan itu bukan masalah besar ... kenapa kita harus bahas tentang laki laki itu?" gusar Mauliate kemudian...

"karena lo kabur te ... karena lo pengecut.... karena di dalam hati lo ... lo tau Allegro sangat penting ... makanya lo berusaha menyembunyikan ini semua..." tembak Stella lagi

the eternity origins : Bogor BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang