Fairish Leticia Alfarisi (end)

13.4K 1.5K 62
                                    

Fauzan masih di dalam kamar mandi membersihkan miliknya dari sisa cairan yang keluar begitu deras akibat godaan dan permainan mulut Fairish. Sedangkan Fairish sudah melenggang ke ruang tamu untuk membukakan pintu.

Fairish tersenyum terlalu manis ketika seorang wanita telah berdiri dengan angkuh di depan pintu apartemennya. Fairish tahu ini akan menjadi malam panjang dan sedikit keributan. Ia siap melayani amukan tamunya kali ini.

"Tunangan gue mana?!" seru wanita itu dengan marah.

Fairish menaikkan sebelah alisnya saat wanita itu hendak masuk menerobos ke dalam apartemennya. Fairish tentu tidak akan membiarkan wanita itu masuk begitu saja. Ia spontan menghalangi pintu dan mendorong wanita di hadapannya untuk mundur.

"Gak punya etika ya lo main terobos apartemen orang," ejek Fairish.

"Diem lo pelacur! Lo goda tunangan gue! Minggir lo!"

Fairish tertawa pelan. Ia bersedekap dada sambil menelisik penampilan wanita di depannya dari atas kepala hingga ujung kaki. Dalam hati Fairish mencibir. Begini selera Fauzan? Yang benar saja.

"Sabar dong. Pacar gue lagi bersih-bersih habis muncrat deras banget. Lo lihat, baju gue bahkan kena spermanya."

Fairish menyentuh beberapa cairan yang menempel di bajunya. Bahkan di kulit dadanya juga ada. Pakaiannya yang terlampau seksi semakin membuat wanita di depannya dipenuhi amarah dan kekesalan.

"Sayang, udah?" tanya Fairish saat melihat Fauzan mendekat.

"Siapa?" tanya Fauzan.

"Tunangan kamu. Gimana dong? Masa dia datang beneran sih? Kan ganggu waktu kita," rengek Fairish sambil memeluk pinggang Fauzan saat pria itu berdiri di sebelahnya.

"Pelacur! Jangan sentuh tunangan gue!"

"Jaga mulut lo," desis Fauzan menahan kekesalan mendengar kalimat kasar tunangannya.

"Mas! Kamu belain cewek gak bener ini? Kamu—"

"Meri,"

Suara seseorang membuat ketiganya menoleh. Seorang wanita paruh baya mendekat dengan tergesa. Fauzan sampai menghela napas dan mengusap wajahnya. Sial.

"Tante Eci?"

"Loh? Ayish?"

"Aaaa kangen!" seru Fairish sambil memeluk wanita bernama Eci itu.

"Astaga, kamu udah gadis begini. Cantik banget lagi. Apa kabar, Sayang?"

"Baik, Tante. Ih, lama banget kita gak ketemu. Kapan Tante balik ke Indo? Kok gak ngabarin sih?"

"Tante ikut suami. Lagian anak-anak suami juga sekolah di sini semua."

"Kapan-kapan main ke rumah dong. Mami pasti senang," kekeh Fairish.

"Mami kamu tuh susah banget ditemuin. Sibuk mulu ngintilin suaminya ke mana-mana."

Fairish tertawa karena memang ibunya susah lepas dari sang ayah. Bahkan wanita yang melahirkannya itu lebih memilih meninggalkan anak-anaknya ketimbang membiarkan suaminya bekerja ke berbagai negara sendirian.

"Tante ngapain ke sini?"

Eci tersentak. Ia segera menatap wanita yang sejak tadi diam memperhatikannya dan Fairish yang tampak sangat akrab. Bahkan Fauzan juga terdiam melihat hal tersebut.

"Ini, Tante dapat telpon kalau—"

"Dia yang godain Mas Fauzan, Tante," kata wanita di belakang Eci.

"Hah? Ayish?"

SHORT STORY NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang