Vector dan Lynxa berjalan di sekitaran pasar menikmati indahnya pasar.
"Lebih baik kau menemaniku bermain, nona. Semakin dirimu menjauh, maka semakin kukejar dirimu itu, nona."
"Minggir!"
"Kakak kedua, bisakah kau membereskan ini? Karena aku tidak ingin terlibat dalam hal ini, aku ingin menuju toko yang ada di dekat pemuda itu."
"Baiklah. Beradalah di belakangku, dan segeralah memasuki toko itu." Vector meletakkan Lynxa di balik punggung tegapnya itu.
Hap!
Pergelangan tangan Lynxa digenggam erat oleh seorang yang bukan kakaknya. "Kau cantik, nona. Ayo bermalam denganku! Kita akan menghabiskan banyak waktu."
Sett!
"Jauhkan tanganmu dari adikku, bajingan!" Bisiknya rendah di samping telinga pemuda yang menggenggam pergelangan adiknya itu.
"Khek! Ba-iklah."
"Pergilah, dan jangan muncul di hadapanku lagi." Ujarnya dengan nada rendah.
Tring!
"Selamat datang tuan dan nona. Ada yang bisa saya bantu?" Ujar pemilik toko itu lembut.
"Bisakah aku melihat jejeran pedang? Aku ingin membelikan untuk seseorang." Jawab Lynxa.
"Tentu, nona! Ayo kemari, nona." Sang pemilik toko itu memperlihatkan jejeran pedang yang tampak mewah, berat mengkilat, dan biasa saja.
Ini mungkin akan cocok dengan kakak pertama. Pikir Lynxa saat melihat sebuah pedang yang menarik perhatiannya.
"Kau ingin membeli ini?" Ujar Vector yang tetiba berada di sebelah Lynxa.
"Ya, sepertinya akan cocok dengan kakak pertama."
"Kau tidak akan membeli barang untuk ayah?"
"Entahlah, sepertinya nanti. Lagian aku malas membeli sesuatu untuk ayah." Ia memutar malas bola matanya.
"Aku akan membeli yang ini." Ujar Lynxa pada sang pemilik toko.
"Baik, nona. Akan saya kemas sekarang juga."
"Aku akan menunggu di luar. Gunakan ini jika uangmu tak cukup." Vector menyerahkan sebuah kantong kecil berisi koin emas.
"Iya-iya." Saat ia hendak ke kasir, ia meligat sesuatu berkilau di sebuah kotak persegi panjang, dan lekas mengambilnya.
"Aku ingin ini juga. Ini uangnya."
"Baik! Terima kasih, nona!" Salam sang pemilik hangat.
.
.
"Kakak pertama, kami pulang. Bagaimana hasil penyiksaan kakak pada ayah?" Tanya Lynxa setelah pulang dari pasar lewat portal panggilan.
"Ya, seperti yang kau lihat, Lynxa. Ayahmu tampak tertekan."
"Dasar sialan, bawa kakak pertamamu ini Lynxa. Lebih baik ayah bersama Gideon dibandingkan dengan kedua kakak-kakakmu itu Lynxa."
"Apa ayah tidak lelah mengumpat terus? Lalu, ayah ada hal yang ingin kutanyakan."
"Apa itu?"
"Apa kalian ada membicarakan Lynxa tadi? Karena Lynxa merasa seseorang membicarakan Lynxa, dan itu pasti kalian. Kenapa?"
"Kau tau si gila Qelt itu ingin menjodohkan dirimu dengan anak lelaki pertamanya."
"Buat apa di tanggapi ayah. Kau kan tau dia tidak sewaras kita, jadi tidak perlu di pedulikan."
"Ayah, kakak pertama sampai jumpa di meja makan."
Pipp!
Portal panggilan itu tertutup.
"Kakak kedua! Ini, aku membelinya ketika kita di toko tadi." Lynxa memberikan sebuah kotak berukuran persegi panjang itu kepada Vector, Kakak keduanya.
Vector membuka kotak berbentuk persegi panjang itu, dan matanya seketika membesar namun ia menetralkannya lagi. "Terima kasih, ini sangat berguna bagiku untuk menyiksa seseorang. Lalu, ini, aku membelinya untukmu, mungkin kamu akan suka." Vector memberikan sebuah buku magis kepada Lynxa.
"Baiklah, terima kasih kakak kedua! Aku pergi!" Lynxa langsung menghilang dari pandangan sang kakak kedua.
(Ini spill gambarnya, pedang buat kakak pertama.)
(Untuk kakak kedua)
(Buku magis)
(Ini gambar Gideon)
Gideon Oscar, asisten pribadi Duke Heylon. (Sedang beristirahat)
.
.
.
*NB :
1. Min Yoon-gi (Suga) as Gideon Oscar, Asisten Pribadi Duke Heylon.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's Weak Daughter [ ✔ ]
FantasyLynxa Rebbecca Destirafel Heylon, sang Putri Duke Heylon yang memiliki tubuh lemah. Anak bungsu serta Putri pertama keluarga Duke Heylon. Duke Heylon beserta keluarganya dijadikan anjing setia kaisar yang menyebalkan. . . Jangam sebar kemanapun sela...