18. Attack on Heylon's mansion

29 2 0
                                    

Sudah berhari-hari semenjak kejadian kemarahan Wil, sang Duke masih belum terbangun dari komanya. Kini Lynxa dan Vector bergantian menjaga sang ayah, sedangkan kakak pertamanya, Wil sedang mengurus dokumen-dokumen milik sang ayah bersama Gideon.

"Ayah, ayo bangun. Lihatlah, sekarang yang mengurus dokumen-dokumen itu adalah kakak pertama. Ia sangat lihai dalam mengerjakan itu. Mansion tampak sepi karena ayah tak ada, kita juga jarang bertengkar setelah ayah koma. Kakak pertama sedang merencanakan bagaimana cara membunuh Kaisar gila itu. Ayolah ayah, kapan kau akan bangun?" Oceh Lynxa banyak.

"Ha! Kalau begitu aku akan kembali ayah, sampai jumpa lagi nanti." Lynxa hendak berdiri, namun suatu hal membuatnya  tumbang kembali. Ia tampak sempoyongan, dan lemas.

"Ukh!" Rintihnya lirih, membuat Vector cemas.

"Ada apa, Xa?" Ia melihat adiknya sedang mengontrol nafasnya yang memburu. Keringat bercucuran deras. Rintihan itu semakin menyakitkan untuk di dengar.

"A-da penye-rangan, pelin-dung-ku dihan-curkan. Ak-u se-dang menguat-kan pelindung-ku." Nafasnya kian memburu, begitu juga keringatnya.

"Kita segera ke ruangan ayah!" Vector berpindah bersama adiknya ke ruangan kerjan sang ayah di mana kakak pertamanya berada.

"Lynxa! Apa yang terjadi?!" Serunya keras dan bergegas mendekati adiknya yang tampak mengenaskan.

"Sepertinya mereka melakukan penyerangan saat ayah dalam kondisi koma. Katanya ada yang sedang berusaha menghancurkan pelindung Lynxa." Kilat amarah pada mata Wil tampak sangat mengerikan.

"Aku akan keluar, Vector ikut aku, dan Gideon jagalah adikku itu." Gideon mengangguk patuh dan memapah Lynxa menuju ruangan tersembunyi di mana terdapat kasur besar. Ia menidurkan putri tuannya ke kasur itu.

.

.

.

"Vector bersiaplah, siapkan sihirmu, kita akan menghentikan sihir Lynxa dan menggunakan sihir lain." Vector tampak sedang mengontrol sihirnya dengan tangan kanannya, menghentikan sihir pelindung milik adikknya dan mengganti dengan sihir yang mengurung mereka di perkarangan mansion.

"Bagus. Aku akan bersenang-senang kali ini."

Wil menerjang sekelompok pasukan Ksatria berseragam putih khas kekaisaran yang terbilang banyak. Wil terus bermain dengan pedang pemberian adik perempuannya itu.

Sedangkan Vector, dia bersama dengan para penyihir level menengah yang hendak menyerangnya. "Ternyata tuan kalian sangat licik bermainnya, melaksanakan perang di saat tuan rumah sedang koma." Sarkas Vector menatap sinis para penyihir di hadapannya. Vector menghindar dan menyerang dengan sihirnya melawan sihir para penyihir.

"Kakak pertama!" Perhatian sang kakak kedua dan kakak pertamanya tertuju pada adik perempuan mereka. Lynxa baru saja menyelamatkan sang kakak pertama dari salah seorang yang hendak menusuk punggung tegap Wil dari belakang. Lynxa melempar lawannya dengan sihir angin miliknya.

"Kamu tidak apa-apa, adikku?" Tanya Wil yang berpunggungan dengan adiknya.

"Iya, tidak apa-apa. Mereka banyak sekali." Sahut Lynxa setelah menghitung banyaknya orang yang datang.

"Kakak pertama, apa kau bisa mengatasi mereka semua sendirian? Aku akan ke tempat kakak kedua membantunya. Dia tampak kesusahan."

"Aku bisa mengatasinya. Pergilah, tampaknya Vector hampir kehabisan tenaga karena melindungi kawasan ini juga."

Lynxa berlari ke tempat Bambam dan menolong sang kakak kedua yang tampak kelelahan dan kesusahan. "Aku datang untuk membantu kakak kedua."

"Terima kasih. Untuk saat ini aku tidak bisa memanggil makhluk magis untuk melawan hewan sihir milik mereka." Jelas Vector.

The Duke's Weak Daughter [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang