6. Dinner

49 4 0
                                    

"Mungkin kita yang terlalu cepat di sini ayah." Ujar Vector.

"Atau mungkin saja, mereka yang terlalu lama." Lanjut Wil.

"Diamlah kalian berdua. Ada yang ingin ayah katakan pada kalian."

"Ya, tinggal katakan saja apa susahnya sih ayah?"

"Lama-lama aku bisa naik darah karena mu, Lynxa."

"Aku tidak peduli, bukan aku yang naik darah."

"Dasar anak sialan! Baiklah dengarkan! Minggu depan kita akan menghadiri pesta yang diselenggarakan oleh si gila Qelt itu, dan kita harus hadir di pesta si gila itu. Aku lebih berharap, kau tidak perlu datang Vector." Oceh sang ayah.

"Si gila itu akan mengamuk jika tau itu. Lagian tak akan ada yang berani mendekatiku karena ada si Sadis Putra Duke Heylon. Kau tau sendiri ayah, tak akan ada yang bisa mengalahkan aura kakak pertama selain dirimu, bahkan Kaisar sekalipun." Lanjut oceh Vector.

"Aku lebih setuju dengan ayah, kalau kau tidak usah hadir sekalian. Lebih baik kau berpura-pura saja sakit agar tidak perlu hadir di acara pesta itu." Ujar Wil yang menyetujui ucapan sang ayah.

"Kalian tidak lupa bukan? Diantara semua pelayan di sini, adalah mata-mata Kaisar?" Ucap Vector mengingatkan.

"Aku tidak lupa, mungkin ayah dan kakak pertama melupakannya. Aku lebih baik datang menghadiri pesta itu. Jika kakak pertama tidak bisa menjagaku, masih ada kakak kedua."

"Lalu, ayah. Izinkan aku setelah pesta itu untuk memberhentikan seluruh pelayan di rumah ini. Aku benci serumah dengan para mata-mata. Kakak kedua pun setuju terhadapku."

"Lakukanlah sekuka mu, Lynxa. Kita sepakati kalau kedua kakak-kakak mu akan menemanimu selama di pesta itu."

"Kepala pelayan, keluarkan makanannya." Ujar Duke Heylon pada kepala pelayan yang berada di pintu masuk meja makan.

"Silahkan menikmati hidangan malam ini, Duke Heylon, Putra dan Putri pertama Duke Heylon, serta Putra kedua Duke Heylon."

"Pergilah." Dingin Vector.

"Pasti sebentar lagi, kepala pelayan itu akan mengadu kepada si gila itu." Kesalnya.

"Jangan khawatir, dia akan mati sebelum keluar dari sini."

"Ternyata kadang, kau bisa berguna juga ayah." Sarkas Wil.

"Sialan! Makan saja makanan kalian!" Jengkel Astgar.

.

.

.

"Ayah, kakak pertama. Tadi ketika aku berjalan-jalan bersama kakak kedua ke pasar, aku membeli ini untuk kalian berdua."

"Mungkin kalau di lihat-lihat ini mirip pedang suci, namun sejujurnya bukan pedang suci. Aku juga baru merasakannya, pedang ini bila sudah berpemilik ia akan menjadi satu dengan si pemilik pedang ini."

"Mungkin akan lebih baik jika kakak mencobanya. Setelah pedang ini menjadi milik kakak, ia akan mengeluarkan sebuah cahaya." Lynxa menyerahkan sebuah pedang yang ditutupi oleh sebuah kain merah besar pada kakak pertamanya.

Sett!

Cring!

Sebuah cahaya putih memenuhi ruangan dan dapat membutakan mata jika tidak ada pelindung sihir.

"Sebuah pedang yang menakjubkan."

"Terima kasih adikku." Ujar Wil hangat.

"Pandangan mata mu sangat memberatkanku, ayah. Tenang saja, aku sudah membelikan sesuatu yang berharga untukmu."

"Aku membeli sebuah pin baju untukmu ayah. Sepertinya akan cocok untukmu jika kau gunakan di pesta yang diselenggarakan oleh Kaisar gila itu."

(Ini spill gambar pin bajunya)

(Ini spill gambar pin bajunya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Duke's Weak Daughter [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang