Ada yg request cewek gemoy kyk Maminces💅🏻 #plak
***
Dunia terlalu kejam jika hanya mengandalkan kecantikan fisik semata. Felysia, atau yang sering dipanggil Inez oleh keempat temannya menggerutu pelan sambil mengikuti langkah kaki seorang pria muda nan tampan.
Inez selalu menjadi bahan perbandingan oleh sepupunya. Yang sialnya, para sepupunya itu akan terdiam jika ia membandingkan soal harta. Jelas Inez akan menang karena keluarganya yang lebih kaya. Tapi soal fisik, Inez sedikit minder.
"Taruh di situ," suruh pria tersebut.
Inez meletakkan tugas kelompok yang ia bawa ke atas meja yang ditunjuk pria di depannya, kemudian Inez berbalik hendak pergi, namun langkahnya terhenti kembali saat pria itu menyebut nama lengkapnya.
Inez berbalik dan mengernyit memberikan tatapan kebingungan sehingga pria itu berdeham dan mengelus tengkuknya dengan sedikit gugup.
"Mama ingin makan siang bersama," katanya.
Inez menghela napas. "Oke," katanya sambil berbalik kembali dan keluar dari ruangan si pria.
"Dingin banget," gumam pria itu menggeleng tak habis pikir dengan sikap Inez padanya.
Keenan, seorang pria 29 tahun yang kini menggeluti profesi dosen di salah satu kampus milik keluarganya. Keenan mengenal Inez sejak satu tahun lalu. Wanita itu merupakan mahasiswi di sini dan ia terpilih menjadi Pembimbing Akademiknya.
Awalnya Inez ramah dan sopan seperti mahasiswi yang Keenan bimbing. Ada Fairish dan Cia juga, teman dekat Inez. Tapi setelah malam itu, sikap Inez berubah total padanya. Bahkan wanita itu juga mengajukan penggantian PA baru.
Keenan yang merasa tidak ada yang salah dengan kinerjanya tentu tidak terima. Ia menghadap dekan yang tak lain adalah pamannya. Keenan menolak untuk melepaskan Inez. Ia akan tetap menjadi dosen PA wanita itu hingga ia lulus dari kampus ini.
Ponsel Keenan berdering. Panggilan masuk dari ibunya membuat Keenan menghela napas. Pria itu segera menjawab panggilan penting itu dengan satu tarikan napas lagi.
"Iya, Ma?"
"Gimana? Felys mau?"
Keenan menggaruk pelipisnya. Inez hanya mengatakan 'oke' untuk ajakan yang ia sampaikan. Artinya wanita itu setuju, kan?
"Dia mau. Mama share lokasinya aja," jawab Keenan.
"Bagus. Mama tunggu kalian. Bye, Sayang."
Keenan kembali menghela napas saat panggilan sudah usai. Keenan kebingungan harus menghadapi Inez dengan cara yang bagaimana. Ia juga bukan pria yang pintar bergaul dengan anak-anak muda jaman now seperti Inez. Keenan termasuk pria kaku dan tidak neko-neko. Berbeda dengan beberapa temannya yang memiliki jiwa playboy.
Keenan mengirimi Inez pesan lanjutan dari yang dikirim ibunya. Tentang lokasi mereka akan makan siang hari ini. Pesan Keenan hanya dibaca oleh Inez sedangkan wanita itu masih terlihat online. Keenan menunggu beberapa menit sampai Inez kembali offline dan pesannya tidak terbalas sama sekali.
Menghela napas berat, Keenan menggeleng pelan. Ia akan memikirkan cara untuk mengobrol bersama Inez dan membahas hubungan mereka. Semoga saja wanita itu mau terbuka padanya tentang perubahan sikapnya.
Jam makan siang datang begitu cepat. Keenan sudah tidak ada jam mengajar hari ini. Jadi, setelah makan siang nanti, ia akan pulang untuk istirahat sejenak sebelum mengajak Inez bertemu kembali.
Keenan sudah duduk di dalam mobil. Ia mendial nomor Inez. Panggilannya masuk, tapi tidak dijawab oleh wanita itu. Apa Inez tidak ingin pergi bersamanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY NEW
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 0...