Esoknya, Esa sudah siap pada pukul 05.45. Ia pun berjalan menyusuri ruang tamu menuju pintu depan.
"Bi, Esa berangkat dulu.." ujarnya dengan suara lantang.
"Oh, iya Den, bekalnya udah dibawa?" tanya Bi Ida yang baru dari dapur.
"Udah.." jawab Esa lantang dan membuka pintu depan. Diluar, Pak Ujang sudah stand by dan mengelap mobil hitam tunggangan Esa.
"Berangkat Den?" tanyanya sambil mengeluarkan kunci kontak.
"Iya, ayo. Keburu telat nih!" ujar Esa sambil membuka pintu mobil dan masuk dengan agak tergesa.
"Yah, masih jam berapa sih Den..?" cibir Pak Ujang yang juga memasuki mobil dan menghidupkan mesin.
"Ntar bisa kelewatan momen penting soalnya!" kilah Esa sambil menutup pintu mobil.
"Wah.. gayanya Aden kayak wartawan gosip aja.." cibir Pak Ujang lagi, Esa jadi gemas mendengarnya.
"Aah.. udah deh Pak, langsung aja tancap gas! Capcus!" Katanya dengan nada agak jengkel.
"Oke..oke.." jawab Pak Ujang santai.
Pak Ujang nih pagi-pagi udah bikin emosi. Rambutnya cepak, pake kacamata hitam kemana-mana, kayak kuda lumping. Kalo menurut Esa, Pak Ujang ini kw1 nya Pak Ogah, ngeselin banget! Sepanjang perjalanan Esa memandang trotoar yang kemarin ia lewati bersama Rama, ia ingin tahu apakah Rama sudah berangkat apa belum karena dari tadi dia belum menemukan sosoknya. Selang beberapa lama, sekitar 40 meter dari gerbang sekolah, Esa melihat sosoknya sedang berjalan dengan gayanya yang santai. Esa tersenyum dan merebahkan punggungnya pada sandaran kursi mobilnya yang nyaman. Tak lama kemudian, sampailah mobil hitam nan ekslusif itu di depan gerbang SMA X, Esa pun membuka pintu dan bergegas keluar.
"Pak, ntar pulangnya gak usah jemput ya." Kata Esa sebelum menutup pintu mobilnya.
"Loh, kenapa Den? Masa jalan kaki lagi?"
"Iya, biar gak nambah polusi Pak.. hemat bensin lagi." Kilah Esa.
"Yah, Aden.. ntar kalo Tuan tau gimana? Ntar Pak Ujang dikira makan gaji buta lagi.." protes Pak Ujang.
Tuh kan, ini.. ini yang bikin Esa kesel, ngeyelnya Pak Ujang ini minta disambit! Mesti gak cukup sekali-dua kali merajuk untuk dapetin 'iya' nya Pak Ujang, hufft.. ampun deh. Dari kejauhan, sosok Rama sudah terlihat.
"Aduh.. udah pokoknya gak usah jemput, daripada ntar melongo disini. Soalnya aku bakal jalan kaki ntar.. dahh.. Pak!" ujar Esa sambil buru-buru menutup pintunya sebelum ia mendengar kata 'tapi' dari Pak Ujang. Ia tak ingin hal ini dilihat dan didengar oleh Rama.
Esa pun bergegas menuju kelasnya yang masih kosong. Ia berhenti di bangkunya, didepan sebelah pintu, namun ia melewatinya dan berjalan menuju bangku di sudut belakang ruangan. Begitu sampai, Esa langsung menggeser kursinya dan mendudukinya. Untuk beberapa saat Esa duduk manis disana, menanti si empunya bangku. Akhirnya datang juga..! Rama muncul dari balik pintu kelas dan berjalan menuju bangkunya, sementara Esa pura-pura sibuk dengan hapenya. Langkah kaki Rama kian mendekat, Rama memandangi Esa dengan sedikit heran, Esa menangkap pandangan itu dan nyengir padanya.
"Hehe.. boleh kan duduk disini?" tanyanya pada Rama yang sudah sampai di bangkunya.
"Boleh-boleh aja.. tapi ntar Sandi gimana?" kata Rama berbalik bertanya dan menggeser kursinya lalu mendudukinya.
"Gak apa-apa lagi, dia juga pasti gak keberatan." Kata Esa santai, dengan pedenya dia bilang begitu. Padahal ia baru 3 hari sekolah disitu.
Hehe... nyengir-nyengir kaya Pak Ujang lu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bisa Membuatmu Jatuh Cinta Kepadaku Meski Kau Tak Cinta Kepadaku
Fiksi Umum❌Cerita repost bertema gay ❌Writer : @ZalaAryadhani ❌HOMOPHOBIC DIHARAP MENJAUH