Bagian 17

15.6K 807 186
                                    

Keheningan pahit menyelimuti kedua insan itu. Keduanya saling diam. Esa dengan mata penuh harap menatap Rama yang sebaliknya menatap Esa dengan rasa tidak percaya. Kemudian Rama tersenyum kecil, seperti menertawakan suatu lelucon konyol.

"Hehehe... becanda aja kamu Sa.." ujarnya ringan. Tapi senyumnya berangsur hilang ketika ia melihat mata Esa yang tidak berubah.

"Sa.. yang bener..?" tanya Rama yang mulai bimbang.

Esa mengangguk pelan.

"Aku serius Ram.. aku suka sama kamu.."

Deg.

Apa-apaan ini? Jantung Rama seperti disengat listrik 10.000 voltnya Pikachu.

'Nggak.. ini pasti cuma becandaannya Esa.. gak mungkin Esa..'

Rama kian ragu dengan pikirannya sendiri. Ia berdiri perlahan dan berjalan menjauh. Melihat sikap Rama, Esa menjadi kalut. Ia pun berdiri dari tempat duduknya dan menyambar tangan Rama.

"Pliss Ram.. kamu udah janji.. cuma ini satu-satunya permintaanku.."

Tampak mata Esa mulai berkaca-kaca, memandangi Rama yang bahkan tidak berani memandangnya.

"Tapi Sa... ini salah.."

"Iya Ram, aku tahu ini salah! Tapi aku juga gak bisa bohongin hati aku sendiri! Aku juga gak mau dilahirkan seperti ini... tapi, tapi lihat sekarang! Aku gak pernah sama cowok sebelumnya Ram, cuma kamu.. "

Rama tampak diam. Dia sebenarnya ingin mencerna kata-kata Esa, tapi hatinya tetap bergejolak dan protes, bahwa itu salah. Rama sama sekali tak menyangka bahwa Esa akan meminta sesuatu yang mustahil untuk Rama lakukan. Rama juga baru mengerti arti semua ini. Mengapa seorang cowok yang baru saja menjadi teman sekelasnya tiba-tiba mendekatinya. Mengapa dia begitu bersikeras untuk menjadi teman Rama. Mengapa dia begitu baik padanya. Dan mengapa dia sampai berbuat sejauh ini untuknya. Dia, Esa. Ternyata Esa menyukainya. Kini semua misteri dibenak Rama sudah terjawab dengan pengakuan esa yang kini sesekali terisak dan sebuah air mata mengalir dipipinya.

"Rama.. aku minta maaf Ram.. aku gak bermaksud maksa kamu kayak gini.. aku gak bermaksud memanfaatkan keadaanmu untuk sekedar jadi pacarmu Ram.. aku ngelakuin ini semua karena aku sayang sama kamu Ram.."

Esa berhenti sejenak sambil mengusap air matanya. sementara Rama masih terpaku menatap riak kolam.

"Aku minta maaf Ram.. aku terima kalo kamu gak mau jadi pacarku, aku ngerti.. tapi aku mohon jangan jauhin aku.. aku gak ingin persahabatan kita putus cuma gara-gara kekonyolanku ini.. akuu.." Esa tidak bisa melanjutkan kata-katanya, nafasnya habis untuk isak tangis.

Rama menatap Esa sejenak. ia berjalan mendekati Esa dan sebuah pelukan lembut mendarat di tubuh Esa. Esa yang semula tengah mengusap-usap matanya kini terhenyak. Dibukanya perlahan kedua matanya yang basah. Rama tengah memeluknya dan menepuk-nepuk lembut pundak Esa.

"Aku gak bakal jauhin kamu Sa.. aku udah janji sebelumnya.. kalo memang jadi pacarmu bisa bikin kamu senang, aku bersedia Sa.. "

Mata Esa terbelalak, wajahnya melongo tidak percaya mendengar kata-kata Rama.

"Beneran Ram..?" tanyanya sedikit tergagap karena isak tangis.

"Iya.. " ujar Rama lembut.

Mendengar itu, Esa seperti melihat surga. Ia pun membenamkan wajahnya di dada Rama dan sambil terisak-isak dia berkata.

"Makasih Ram.. makasih... aku sayang sama kamu Ram..."

Sementara Rama tersenyum tipis dan membiarkan Esa melampiaskan semua tangisnya dalam peluknya. Setelah agak lama Esa memeluk erat tubuh Rama, akhirnya ia lepas juga pelukannya. Sambil membasuh air matanya, ia tersenyum pada Rama.

Aku Bisa Membuatmu Jatuh Cinta Kepadaku Meski Kau Tak Cinta KepadakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang