Bagian 9

16.5K 869 23
                                    


Beberapa hari kemudian, Esa menghampiri kafe tantenya itu. Tak hanya ingin ngemil, dia juga ingin melihat keadaan pangerannya.

'Dia bisa, gak ya..?' batin Esa yang sedikit cemas.

"Selamat datang, Kak.." ujar salah seorang waiter yang membukakan pintu saat Esa memasuki kafe.

Esa membalasnya dengan senyuman kecil lalu berjalan mencari meja yang masih kosong. Esa agak terkejut, biasanya kafe tante tidak seramai ini, padahal hari ini bukan weekend. Saat bingung mencari meja, Esa melihat seorang cowok dengan seragam kafe yang berwarna merah sedang mengantarkan pesanan. Terlihat cewek-cewek di meja itu tersenyum-senyum saat cowok itu kesana dan meletakkan pesanannya. Esa pun berjalan mendekati cowok itu, hingga akhirnya cowok itu berbalik dan melihat Esa.

"Esa?"

Yup, benar dugaan Esa, itu Rama.

"Hehe, sibuk?" tanya Esa.

"Iya, Sa.. kamu mau makan disini?"

Esa mengangguk.

"Hmm.. bentar ya, kayaknya disana ada meja yang masih kosong, ayo Sa." ajak Rama.

Esa pun mengikutinya dari belakang melewati gerombolan cewek yang berbisik-bisik sambil cengengesan saat Rama lewat.

'Gile nih Rama.. bahkan aku aja nggak diperhatiin sama mereka..' batin Esa yang selama ini terbiasa digandrungi para cewek (dan cowok).

Setelah berputar-putar mencari meja yang kosong, akhirnya Rama menemukan sebuah meja yang baru saja ditinggalkan pelanggan sebelumnya.

"Sebentar ya Sa, kamu duduk aja. Aku mau beresin ini dulu." ujarnya sambil mengangkat piring dan gelas yang kotor lalu meninggalkan Esa.

Tak lama kemudian seorang cowok dengan seragam yang sama menghampiri Esa.

"Mau pesan apa, Kak?" tanyanya sopan.

Esa terkejut dan sedikit kecewa karena orang yang datang bukan Rama.

"Hmm.. tiramitsu deh.. sama minumnya milkshake cokelat."

Waiter itu dengan sigap mencatat pesanan Esa.

"Baik, saya ulang pesanannya ya, tiramitsu 1 dengan milkshake cokelat satu, ya.." ujarnya yang kemudian mendapat anggukan Esa.

"Ditunggu sebentar ya, Kak.."

Esa melihat di kejauhan Rama yang mengantar pesanan di meja paling ujung, sibuk benar dia.

"Eh, mas.." panggil Esa pada waiter yang sudah berjalan meninggalkan meja Esa.

Waiter itupun kembali.

"Iya, ada lagi yang bisa saya bantu?"

"Hmm... tolong nanti yang nganter pesanannya, orang itu ya.."

Esa menunjuk Rama yang sedang di meja seberang meletakkan pesanan pelanggan.

"O..oh.. iya.." jawab si waiter, lalu ia berjalan meninggalkan meja Esa.

Esa tahu, mungkin dia bakal tersinggung tapi Esa benar-benar ingin Rama yang melayaninya, bukan cowok itu (-_-).

Selama menunggu pesanannya diantar, Esa sibuk mempertajam pendengarannya untuk menangkap pembicaraan para pembeli yang lain, dan sebagian besar yang ia tangkap adalah..

"Ih.. waiter yang tadi cakep banget yah.."

"Iya, pantes tau-tau temenku jadi rajin kesini. Ada bronis ternyata..hehehe.."

Aku Bisa Membuatmu Jatuh Cinta Kepadaku Meski Kau Tak Cinta KepadakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang