Bagian 10

16.7K 822 83
                                    


Esoknya, Rama sudah standby di kelas. Dia menguap beberapa kali, dia mengerjakan tugas hingga pukul 23.47. tentu hal ini membuatnya kurang istirahat, ditambah lagi badan yang lelah setelah kerja. Sesekali Rama menatap jam dinding di depan kelas, sudah jam 6.35. biasanya jam segini Esa sudah datang, tapi kenapa sekarang dia belum kelihatan juga batang hidungnya? Padahal kue titipan Tante Eny sudah ia bawa, selain itu Rama butuh teman untuk diajak ngobrol biar gak ngantuk kayak gini.

Karena gak tahan menahan letih pada matanya, Rama pun membenamkan wajahnya pada pangkuan tangannya dan memejamkan matanya. Rasanya baru sedetik Rama memejamkan matanya, tiba-tiba pundaknya ditepuk oleh tangan seorang penganggu. Rama pun menoleh dengan tatapan protes, dilihatnya sosok yang mengusik tidurnya sedang tersenyum kearahnya.

"Hei.. masih pagi kok udah loyo sih?! Ntar rejekinya dipatok ayam loh.." ujar Melani yang sekarang duduk disamping Rama.

Rama pun menghirup nafas panjang sambil meluruskan punggungnya. Sejujurnya ia kurang senang dengan kehadiran Melani disampingnya, dia berisik.

"Eh, apa ini?" Tanya Melani saat melihat sekantong plastik berisi 2 kotak dengan logo kafe imajinasi.

"Oh.. itu punyanya Esa. Tantenya nitipin itu ke aku." jawab Rama.

"Oh.. oh iya, katanya kamu sekarang kerja di kafe Tantenya Esa ya..?" Tanya Melani.

Rama hanya mengangguk pelan dan memangku dagu pada tangannya.

"Wah.. hebat deh.. masih muda udah bisa cari uang sendiri.." puji Melani sambil meremas tangan Rama dengan gemas.

Sebenarnya Rama risih diperlakukan seperti itu, tapi dia sendiri juga sungkan untuk melarangnya. Dia hanya bisa diam dan tidak menghiraukannya.

Bel tanda pelajaran dimulai sudah berbunyi, Pak Agus, guru Bahasa Inggris sudah memasuki kelas. Melani pun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju bangkunya. Sejenak Rama menarik nafas lega.

Akhirnya cewek menakutkan itu enyah juga.' batin Rama. Namun matanya terbelalak ketika Melani kembali lagi ke bangku Rama sambil menenteng ranselnya.

"Aku duduk sini ya?" ujarnya dengan nada centil.

Rama hanya bisa menelan ludah dan mengangguk. Dia malas membayangkan apa yang bakal dia hadapi selama 4 jam kedepan dengan seorang makhluk centil agresif yang menakutkan.

Esa..!! sialan, kemana kamu!' batin Rama.

. . .

Bel istirahat berbunyi, para siswa berhamburan keluar kelas dan sebagian memilih tetap berada di dalam kelas sambil mengerjakan berbagai hal. Salah satunya adalah Rama, dia memilih tiduran di mejanya sedangkan Melani sempat pamit padanya untuk membelikan beberapa makanan. Dia hampir mati bosan 2 jam tanpa ada pelajaran dan 4 Jam bersama Melani.

Sekolah ini benar-benar gak niat ngajar apa?' Gerutu Rama dalam hati.

Rama bosan dengan jam kosong, dia tidak ingin menghabiskan beasiswanya hanya untuk jam kosong! Lama-lama dia juga sudah mulai bosan tiduran di meja dengan suasana kelas yang riuh, ditambah lagi dengan kehadiran Melani disampingnya yang teru saja mengoceh dan mencolek dan mencubit tubuh Rama.

Ia memilih bangkit dari kursinya.

'Lebih baik di taman belakang sebelum si Melani datang.' pikirnya.

Sebelum dia beranjak, ia teringat akan kue yang dibawanya tadi, ia pun menentengnya pergi. Setibanya di tempat yang biasa ia tongkrongi, mata Rama menangkap sosok lain disana, seorang perempuan. Rama heran, jarang ada siswa yang mau kesini, apalagi siswi, karena gosipnya sih tempat itu angker. Hanya Rama yang berani dan biasa nongkrong disana.

Aku Bisa Membuatmu Jatuh Cinta Kepadaku Meski Kau Tak Cinta KepadakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang