Finna Larissa (end)

15.1K 1.3K 20
                                    

Kino sedang sibuk memperhatikan layar laptop saat Rissa menghampirinya. Rissa mendengkus ketika tahu apa yang dilihat oleh tunangannya.

"Nonton bokep serius banget," ejek Rissa.

Kino tidak menyahut. Ia menarik Rissa untuk duduk di atas pangkuannya, lalu menjeda video sambil menyuruh Rissa memperhatikan layar tersebut.

"Kamu kenal gak?"

Rissa ikut memperhatikan video yang dijeda Kino. Ia mengernyit saat tidak mengenali orang yang Kino maksud. Entah tokoh yang bermain di dalam video itu entah apalah.

"Yang dikaca. Bayangannya. Coba lihat baik-baik," suruh Kino.

"Mana sih?"

"Yang itu, Sayang," tunjuk Kino pada wajah seseorang yang terpantul dalam sebuah cermin.

Rissa memicing, lalu ia membelalak dengan kedua tangan yang spontan menutup mulut. Ia sangat terkejut dengan wajah seseorang yang ia kenal.

"Alasan aku larang kamu temenan sama si culun itu bukannya gak berdasar. Aku sering mergokin dia lihatin kamu diam-diam. Kamu tahu," Kino menarik napas, lalu mengehmbuskannya dengan kasar, "kemarin dia terang-terangan bilang suka ke kamu. Depan muka aku. Kalau sampai dia berani deketin kamu lagi, aku gak jamin dia bakal bisa napas."

Rissa menoleh pada Kino. Ia makin terkejut karena Kino mengatakan hal tersebut. Ridwan, pria itu sungguh penipu ulung. Rissa tidak tahu kalau di balik wajah polosnya, Ridwan seorang kameramen handal.

"Kamu dapat videonya dari mana?"

"Aku minta tolong Fero buat mantau gerak-gerik dia di kelas. Aku gak mau kecolongan soal kamu. Terus Fero pernah mergokin tuh culun lagi ngobrol sama Tania."

"Tania teman kamu itu?" tanya Rissa meyakinkan.

"Hm. Tania nyuruh si culun itu deketin kamu. Kamu tahu bakal kayak apa akhirnya?"

Rissa menoleh dengan horor pada layar laptop Kino. Sedangkan pria itu mengangguk dengan rahang yang mengeras.

"Gila. Dia bener-bener gila," gumam Rissa.

"Aku berterima kasih banget sama Fero karena dia udah dapetin video bukti ini. Aku bakal bawa ini ke Pak Keenan atau Pak Faris. Kasusnya harus dituntasin. Cowok kayak Ridwan berbahaya. Sekalian sama pemainnya, harus dikasih sanksi juga."

"Itu... siapa?"

"Tania sama Eko," jawab Kino dengan ekspresi tak habis pikir.

Rissa menggeleng tak percaya. Bisa-bisanya Ridwan melakukan hal gila seperti itu. Untung saja Rissa tidak terlalu menanggapi Ridwan. Kalau saja ia sempat memberikan Ridwan kesempatan kemarin, untuk bicara dengannya, entah apa yang terjadi. Rissa juga bersyukur karena Kino datang tepat waktu.

Beberapa waktu berlalu, Rissa turun dari mobil Kino. Ia mengecup pipi Kino saat pria itu mengantarkannya hingga ke pintu kelas. Setelahnya, Kino menuju kelasnya pula.

"Ris, lo gak apa-apa, kan?"

Rissa menoleh pada Freya. Wanita hamil itu tampak khawatir. Rissa yakin Fero sudah memberi tahu Freya soal Ridwan dan kelakuan pria itu.

"Gak. Sumpah ya, gue takut. Bahaya banget tuh cowok."

"Hm. Gue yakin Kino gak bakal tinggal diem. Awalnya gue kesel karena Fero sibuk mulu, tapi pas tahu dia dapet informasi begini, gue lega. Seenggaknya, kita lebih cepat tahu dan bisa jaga jarak."

Inez, Fairish dan Cia ikut bergabung bersama mereka. Ketiga wanita itu juga sudah tahu. Bahkan satu kampus juga akan segera tahu.

"Gila ya. Tania si ayam kampus. Dulu dia hampir bikin lo sama Kino bubar. Sekarang gue tahu kalau Kino gak seburuk itu," sesal Inez.

SHORT STORY NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang