3. Hanya Papa
•~•
"Aku ingin tau kenapa Papa lakuin ini?" Nafis bertanya, "Aku selalu bertanya kenapa Papa bisa ngelakuin ini."
Jerry menatapnya. Dia tau kalau Nafis tidak terima dengan hal ini. Nafis juga pasti ingin tau kenapa dia bisa berselingkuh dari mendiang istrinya.
"Nafis, kamu gak tau."
"Makanya Papa kasih tau. Jelasin sampai aku paham." Nafis menatapnya, "Aku ingin tau kenapa Papa memilih berselingkuh."
Jerry menelan salivanya. Nafis mengatakannya terang-terangan membuat Jerry seolah tertampar seberapa brengseknya dia.
"Papa..Papa," Jerry tidak memiliki jawaban. Dia tidak tau kenapa memilih berselingkuh. Yang pasti, Jerry hanya tergoda.
"Tergoda," Kedua mata Nafis terlihat menyipit. "Iya, Papa tergoda dengan dia?"
Jerry menelan salivanya. "Nafis.."
"Sekarang aku tanya, apa kurangnya Mama?" tanya Nafis, "Jelaskan di mana kurangnya Mama sampai Papa seperti ini."
Jerry kembali bungkam. Dia lagi-lagi tidak mampu menjawab.
"Tidak ada?" tanya Nafis. Dia berdecih, "Benar tidak ada, 'kan?"
Jerry menggeleng. Di lihat dari sisi manapun, Kylla itu sempurna. Wanita itu kelewat baik, bisa mengurusnya dan Nafis, memasak dan memberikan perasaan bahagia. Kylla bahkan tidak pernah mengeluh sama sekali.
Kylla selalu memberikan yang terbaik. Menyambutnya pulang, memeluknya saat merasa lelah, selalu mendengar keluh kesahnya dan Jerry tidak pernah mendengar Kylla mengeluh.
"Kekurangan Mama cuman satu. Kenapa Mama terlalu baik? Membiarkan dirinya tertabrak demi wanita itu. Mama menyelamatkan nyawanya padahal Mama tau dia yang sudah merusak kehidupan Mama. Dan Papa terlalu bodoh karena tergoda dengannya!" Nafis menjelaskan, "Wanita itu tidak jauh lebih baik dari Mama. Berani merebut sesuatu yang bukan miliknya. Murahan."
"Nafis!" tegur Jerry keras.
"Apa?! Yang aku katakan itu benar! Kalau dia wanita baik-baik, dia tidak akan merebut punya Mama. Dia tidak akan menggoda Papa. Dia akan menjauh saat tau Papa bilang sudah beristri! Aku harus menyebutnya apa selain murahan?!" Napas Nafis memburu.
Jerry diam. Menatap Nafis yang terlihat begitu kesal. "Jangan seperti ini. Kamu bukan Nafis yang Papa kenal."
"Memang bukan. Nafis yang Papa kenal sudah mati bersama Mama." balas Nafis, "Sama-sama murahan--"
"Berhenti sebut Ibu gue murahan, brengsek!" Reno datang. Menarik krah bajunya dengan keras.
Nafis melepaskannya dengan keras, "Gue gak bakalan sebut murahan kalau ini bukan kenyataan!" Nafis membenarkan bajunya, "Lo pengen punya Ayah, 'kan? Jadi, silahkan. Gue gak butuh Papa lagi. Silahkan lo ambil."
"Nafis!" Jerry menahan bahunya, "Jangan pergi. Papa mohon. Papa akan memperbaiki semuanya."
"Gak ada yang bisa di perbaiki. Kalaupun ada, aku tidak mau."
"Nafis, Papa mohon. Beri Papa kesempatan."
Nafis melepaskan genggaman tangan Papanya, "Memangnya apa alasan Mama tidak menceraikan Papa padahal Mama tau kalau Papa selingkuh?" tanya Nafis datar lalu dia berjalan pergi.
Jerry mengejarnya. Masih berusaha untuk mendapatkan maaf dari Nafis.
"Nafis--"
"Aku muak mendengar permintaan maaf dari Papa!" Nafis memotong, "Mau Papa meminta maaf sampai berbusa sekali pun, itu tidak akan mengubah apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET ✔ [TERBIT]
JugendliteraturNgakunya cuman sekedar temen sekelas, tapi di belakang saling mengungkapkan cinta. Yang pasti, bukan cuman Haikal dan Nafis.