7. Kata Haikal
•~•
Haikal!
| Gue ada pap hari ini
| Gimana? Ganteng 'kan gue😎
Sombong banget |
| Lo dapet dari mana, heh? Ya Tuhan, aib gue sampe ke doi😭
Gue dapet dari Kay. Btw, lo cantik banget') |
| Nafis, jangan gitu. Gue malu! Gelar dom gue gak ada harga dirinya!
•~•
Haikal merutuki dirinya sendiri. Wajahnya dia tenggelamkan di bantal. Berteriak tertahan karena bantal. Dia malu! Benar-benar merasa malu. Kenapa Kay harus mengirimkan foto itu sih?! 'Kan ada yang lain!
Sekarang gimana kalau nanti dia ketemu Nafis? Mukanya mau diletakkan di mana?! Wah! Haikal rasanya mau tenggelam aja di kolam renang.
Haikal menjauhkan wajahnya. Cowok itu menatap ponselnya lalu ia letakkan asal. Haikal bangkit. Sudah jam setengah empat sore, pasti sebentar lagi Nafis pulang. Katanya mereka belajar cuman tiga jam setengah.
Langkahnya membawa Haikal ke dapur. Kulkas ia buka. Dia mengambil bahan-bahan makanan yang masih tersisa. Dia lapar, jadi Haikal mau masak sekalian buat Nafis.
Setelah mencuci semua bahan masakannya, cowok itu mulai fokus. Bundanya yang galak itu mengajarinya memasak. Setidaknya bisa bantu istrinya nanti. Biar gak berpikiran sempit kalau suami cuman kerja dan kasih nafkah. Bantu istri juga tidak masalah.
Tapi bukannya dapet istri, Haikal kayaknya bakalan dapet suami. Nafis sih. Tapi gak papa. Haikal ikhlas lahir batin.
Apartemen Nafis cukup luas, tidak ada sekat antara dapur dan ruang tamu. Lalu kamar mandi ada di sebelah dapur. Kamar tepat berada di depan ruang tamu. Ada juga satu ruangan yang Nafis gunakan untuk studionya. Untuk belajar lebih tepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET ✔ [TERBIT]
Teen FictionNgakunya cuman sekedar temen sekelas, tapi di belakang saling mengungkapkan cinta. Yang pasti, bukan cuman Haikal dan Nafis.