20. Naka

5.5K 433 4
                                    

Dikit mature. Blowjob sih. Sama kata-kata dirty. Aku gak sebut kata vulgar')

20. Nakal

•~•

"Jangan dekati Nita."

Nafis mengernyit. Menatap sang Papa dengan tatapan bingung. "Kenapa memangnya? Papa punya dendam masa lalu dengan keluarganya?"

Jerry mengetukkan jari telunjuknya di meja kerjanya. Pria itu berkedip. Merasa kagum dengan Nafis yang cepat tanggap.

"Yah..bisa dibilang begitu." jawab Jerry. Dia yakin, sekarang pasti Nafis akan membantah.

"Lalu apa hubungannya denganku? Yang punya masalah 'kan Papa dan keluarga Nita. Aku dan dia tidak memiliki masalah apapun, 'kan?" Nafis menatap Papanya tidak mengerti.

Seperti apa yang Jerry tebak. Nafis pasti akan menjawab dengan pintar. "Tidak ada yang salah. Nafis benar seratus persen." Jerry menatap bingkai foto yang ada di atas mejanya. Foto Nafis saat berumur empat tahun, "Hanya saja, ini berhubungan dengan Mama kamu."

Nafis tanpa sadar menegang. Dia sensitif sekali jika ada yang menyinggung sang Mama.

"Kenapa?"

Jerry kembali menatapnya, "Karena Ayahnya Nita pernah menyukai Mamamu. Bukan menyukai sebenarnya. Lebih ke terobsesi." jelasnya, "Dan fakta lainnya, Mama kamu pernah di culik sama dia."

Nafis mengernyit, "Papa jangan mengarang cerita!"

"Untuk apa Papa mengarang cerita?" tanya Jerry. "Hidup kita ini sudah penuh drama dan Papa tidak berniat menambah drama lagi."

Nafis mendengus terang-terangan. Cowok itu menyenderkan punggungnya kembali.

"Dan kamu tau kalau Nita itu setahun lebih muda darimu?" tanya Jerry.

"Tidak. Aku tidak tau itu." jawab Nafis, "Dan lagi pula, aku tidak menyukainya. Tingkahku tadi siang itu hanya untuk menggoda Haikal. Ekspresi bodohnya membuatku tertawa." Nafis terkekeh nista untuk Haikal.

Jerry menggeleng. Tidak peduli dengan alasan Nafis, "Ingat ucapan Papa. Jangan dekati Nita. Menjauh darinya. Cukup jauhi mereka dan Papa tidak peduli apapun alasan kamu untuk membantahnya."

•~•

Nafis menutup pintu kamarnya. Dia menghembuskan napasnya pelan. Si anak tunggal, manja--walaupun di sangkal, itu terlihat memikirkan ucapan sang Papa. Kenapa? Itu memang permasalahan orang tua. Tapi Papa tidak menjelaskannya dengan detail.

Kapan Mamanya di culik? Sudah menikah atau belum. Tapi kayaknya sudah ya. Kalau belum mungkin sang Mama akan tetap bersamanya dan Nafis tidak pernah ada.

Wah benar! Jerry memang benar. Hidup mereka penuh drama. Sudah cocok dijadiin drama di televisi.

Nafis merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Kedua matanya tampak berat. Dia tidak mendapatkan notifikasi apapun dari Haikal. Jelas. Cowok itu tengah marah padanya sekarang. Marah kepadanya karena Nafis menuduhnya tidak jelas.

Kenapa? Kenapa Nafis sulit sekali untuk mempercayai Haikal. Nafis percaya kok sama Haikal, tapi tidak bisa sepenuhnya. Gara-gara Papa sih. Nafis jadi gini. Ucapan Papanya memang manis sekali, membuat Nafis sangat percaya padanya dan malah berakhir dikecewakan.

Menyebalkan!

Nafis memukul tempat tidurnya sendiri. Di dalam hati meminta maaf pada Haikal. Tapi rasanya tidak mengucapkan langsung rasanya ada yang kurang. Jadi, Nafis memutuskan bangkit. Mengambil kunci motornya dan melangkah lebar keluar kamar.

BACKSTREET ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang