"Jatuh cintalah kepada Allah terlebih dahulu maka pada saatnya nanti Allah pasti akan memberimu seseorang yang tepat dan pantas untukmu."
-Alvan Hafiz El FatihPlay song
Happy Reading ❤️
Keluarga Ara tengah cukup sibuk mempersiapkan hidangan makan mala untuk menyambut tamu.
Ara meletakkan buah-buahan yang telah ia cuci bersih ke atas meja makan, "Bun emang siapa sih yang mau datang? Ini makanannya juga banyak banget. Terus Ara juga kenapa harus dandan begini? Udah kayak orang mau lamaran aja sih."
Malam ini Ara nampak cantik dan anggun dengan dress berwarna putih selutut. Jika kalian bertanya mengapa ia belum mengenakan hijab maka jawabannya adalah karena ia belum siap. Kita doakan saja yang terbaik untuk Ara kedepannya. Aamiin🤲
Ding Dong
Suara bel rumah berdering. Bunda bangkit dari duduknya, "itu mereka pasti udah sampai" kemudian berjalan untuk membuka pintu.
"Assalamualaikum Naya" seorang wanita hampir berkepala empat memeluk sahabatnya yang cukup lama tak berjumpa.
Bunda Naya membalas pelukan Hana sahabatnya sejak TK itu, "Waalaikumsalam"
"Cewek kalau ketemu pasti heboh yah." Ayah Adam bergurau kepada Abi Firdaus.
Abi Firdaus terkekeh, "biasa kaum hawa."
"Sudah-sudah ayok silahkan masuk. Mas Firdaus, Hana ayok." Bunda mempersilahkan.
Ayah Adam mempersilahkan tamunya untuk duduk.
"Alvan mana?" tanya Bunda Naya yang tak melihat kehadiran sang calon menantu itu.
"Alvan tadi ada urusan sebentar di panti. Jadi dia datang agak telat. Maaf yah."
"Masya Allah calon mantu memang luar biasa. Di usia muda bisa bangun panti dari hasil jerih payahnya sendiri." Puji Bunda Naya.
"Ara dimana?" Bunda Hana balik bertanya.
"Oh yah dimana yah anak itu. Ara, Ayara Candramaya" panggil Bunda.
Ara yang tadi kebelat buang air kecil berjalan menuju ruang tamu karena mendengar panggilan Bundanya.
"Ara kenalin ini sahabat Bunda dari TK Tante Hana dan itu suaminya om Firdaus."
Ara menyalami tangan Hana dan Firdaus, "Assalamualaikum Om Tante."
"Waalaikumsalam. Panggil Abi sama Umi aja." Ujar Hana
Ara sedikit terkejut, "e-eeh iya Abi Umi"
"Sayang duduk dulu." Ayahnya menyuruhnya untuk duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Abi [END]
Teen FictionBeragam, bukan berbeda. Berwarna, bukan tak sama.Kita bersatu karena perasaan, bukan karena kita sama. Karena memang sesungguhnya, manik-manik tasbihku tetap berbeda dengan manik-manik rosariomu. Kamu, adalah ketidakmungkinan yang selalu aku semogak...