Play song 🎶
Happy Reading ❤️Kriiing Kriiing
Bell pulang sekolah berbunyi dengan nyaring. Seluruh siswa-siswi berbondong bondong berlari keluar kelas. Mereka seperti kawanan zombie yang kelaparan.
"Ra, gue duluan yah. Udah di jemput tuh!" Nadin menunjuk mobil putih di sebelah barat.
Ara mengangguk, "hati-hati yah Din. Kabarin gue kalau udh sampai rumah!"
"Siap. Bye-bye anak monyet!" teriak Nadin sembari berlari menuju mobilnya.
"Hati-hati anak babi!" balas Ara tak mau kalah.
"Duh pak Tono kok lama banget sih! Tangan gue udh keram nih megang buku sebanyak ini." Ara yang merasa pegal karena harus memegang 12 buku paket.
Hello cantik kan bisa di taruh di bawah dulu. Hedeh cantik-cantik stupid yh.
"Kenapa gue nggak nunggu di kursi itu aja sih." Ia baru kepikiran.
Kan udah dibilangin Ara syantik. Ini author nya siapa sih kok nggak ngasih tau!
Ara berjalan dengan sedikit kesusahan menuju kursi tersebut, dan...
Bruk!
Semua buku yang Ia pegang jatuh berhamburan ke lantai, karena Ia menabrak seseorang.
Ara naik pitam, "Lo tuh kalau jalan— eeeh Abi." tapi tidak jadi, karena mengetahui yang menabraknya barusan adalah Abi.
Abi membantu memunguti buku Ara yang berserakan, "Sorry, gue nggak sengaja"
"Gapapa kok. Gue juga salah karena jalan nggak hati-hati," ujarnya lalu meletakkan buku paket tersebut ke atas kursi. Gitu kek dari tadi😒
Abi memperhatikan Ara dengan seksama, "Lo bukannya cewek yang tadi kan?"
"I-iya itu gue."
Abi menjulurkan tangannya, "kenalin gue Abigail Arthur Rajendra. Lo bisa panggil gue Abi. Gue dari kelas 12 IPS 1"
Ara menjabat tangan Abi, "gue Ayara Candramaya. Biasanya dipanggil Ara, dari kelas 12 MIA 2," kemudian melepaskan jabatan tangan mereka.
Ara memperhatikan wajah Abi yang sangat tampan itu tanpa ingin berkedip sedetikpun. Netranya fokus pada satu objek yang menggantung di leher laki-laki itu. Tunggu itu kalung salib? Jadi Abi...
Abi memperhatikan arah mata Ara yang menatap lehernya, "oh! ini kalung pemberian dari nyokap gue." Abi memperlihatkan kalungnya kepada Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Abi [END]
Novela JuvenilBeragam, bukan berbeda. Berwarna, bukan tak sama.Kita bersatu karena perasaan, bukan karena kita sama. Karena memang sesungguhnya, manik-manik tasbihku tetap berbeda dengan manik-manik rosariomu. Kamu, adalah ketidakmungkinan yang selalu aku semogak...