"Jangan takut melangkah, kecuali ada kendaraan lewat di depanmu."
-Fabian Miko Walandou
Play song 🎶
Happy Reading ❤️
Ara saat ini tengah bimbang. Ia menunggu kedatangan Abi. Gadis itu bahkan berangkat pagi-pagi sekali dan berakhir mondar-mandir di parkiran menunggu kekasihnya. Ara harus meminta maaf kepada Abi.Tak lama deruman suara motor saling sahut menyahut. Itu adalah F3.
Ara segera berlari menghampiri Abi yang baru turun dari motornya bersama dengan Miko dan Ray."Bi," panggilnya pelan.
Abi diam saja. Tak menjawab panggilan Ara seperti biasanya.
Miko dan Ray saling pandang, merasa ada yang aneh diantara keduanya lalu memutuskan untuk untuk pergi dari sana.
"Kita cabut dulu yah bestie. Baik baik kalian, jangan gelud!" Ujar Miko dan kemudian berlari meninggalkan kedua insan muda tersebut.
Abi memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan menatap Ara dengan sebelah alis yang di naikkan, "kenapa?".
Ara mengigit bibirnya, "soal yang kemarin aku minta maafi Bi. Aku janji akan ngabarin kamu kemanapun aku mau pergi."
"Terserah Lo," jawab Abi ketus kemudian meninggalkan Ara dengan kata berkaca-kaca.
Apa Abi benar-benar sangat marah?.
"Apaan sih Lo berdua!" Abi kesal lantaran Miko dan Ray menyeretnya seperti karung beras."Lo sih jalannya kelamaan kayak putri solo. Buruan ke kantin!." Miko kemudian kembali menarik tangan Abi sementara Ray membantu mendorong Abi dari belakang.
Ketiganya telah sampai di kantin. Abi mengernyitkan alisnya melihat siswa-siswi yang tengah berkerumun seperti mengantri sembako.
"Ada apa nih?" Tanyanya bingung."Ada acara sunatan masal. Lagian Lo dari tadi nanya Mulu kayak Dora. Jadi esmosi gue!. Mending Lo duduk dulu," ujar Ray kemudian membentuk tanda oke dengan jarinya memberi kode kepada Ara.
"Ekhem! ekhem! tes tes."
"Ara?." Abi terkejut melihat Ara yang muncul di balik kerumunan dengan gitar di tangannya.
"Bi, lagu yang bakalan gue bawain ini sebagai bukti permintaan maaf gue yang tulus. Miko, Ray, Nadin mulai." Ara memberi perintah.
Ara mulai memetik senar gitarnya. Sebenarnya ia tak tau cara memainkan alat musik satu ini. Tapi tak apa-apa demi ayang terobos saja. Urusan malu nanti belakangan.
Sementara Ara memainkan gitar, Ray memukul galon yang ia pinjam dari ibu kantin. Lalu Miko dan Nadin yang berjoget, sementara siswa-siswi lainnya hanya menepuk tangan. Mereka sebenernya enggan melakukan ini namun Miko dan Ray telah menyogok mereka dengan sebungkus permen. Lumayan juga kan dapat permanen dari cogan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Abi [END]
Teen FictionBeragam, bukan berbeda. Berwarna, bukan tak sama.Kita bersatu karena perasaan, bukan karena kita sama. Karena memang sesungguhnya, manik-manik tasbihku tetap berbeda dengan manik-manik rosariomu. Kamu, adalah ketidakmungkinan yang selalu aku semogak...