20. Bukan Prioritas

18 6 0
                                    

"Jangan pernah mengatakan kamu sendirian, karena kamu tidak sendiri, Tuhan kita dan kejeniusanmu ada bersamamu."
- Epictetus


Play song 🎶


Happy Reading ❤️


Ara menyusuri koridor sekolah menuju kelasnya dengan wajah murung. Bahkan Abi tidak mengirimkan dirinya pesan sejak semalam. Bahkan panggilannya juga tak dijawab. Ada apa dengan Abi?.

"Buset lemes banget Lo kayak mie kelamaan di rebus," ujar Nadin yang melihat sahabatnya itu seperti tidak memiliki semangat hidup.

Ara tak menjawab. Ia duduk di kursinya dan menelungkup kan kepalanya.

Nadin merasa prihatin melihat Ara seperti ini, "jangan terlalu dipikirin. Cowok ada banyak bukan cuma Abi doang."

"Tapi yang kayak Abi cuma satu," jawabnya dengan lemas

"Annyeong, selamat pagi yorobun!" Pak So Lee Hin masuk ke kelas dengan sapaan khas dirinya.

"Selamat pagi cek gu oppa!" balas semua siswa-siswi kelas 12 MIA 1 kompak kecuali Ara.

Ara mengangkat tangannya, "maaf pak. Saya nggak enak badan. Boleh saya ke UKS?" tanyanya.

"Omo! Kamu gwencana unnie? Hawai you?" tanya Pak So Lee Hin khawatir.

"Naneun Fine," jawab Ara."Kalau gitu naneun permisi dulu oppa mau go to UKS," jawabnya kemudian meninggalkan kelas

Ara berjalan sendirian menyusuri koridor yang sepi karena sekarang jam pelajaran.

"Iya Jasmin, kamu jangan khawatir."

Ara menghentikan langkah kakinya saat mendengarkan suara yang tak asing baginya. Itu adalah suara Abi. Jadi Abi tengah menelfon Jasmin. Kenapa Jasmin lagi, Jasmin lagi.

"Pulang sekolah aku langsung ke rumah kamu."

"Yaudah aku tutup dulu telfonnya."

"Ara sejak kapan kamu disini?" tanya Abi yang melihat kehadiran Ara.

"Aku cuma kebetulan lewat," jawab Ara

"Kamu nguping pembicaraan aku?" T
tuduh Abi.

Ara menggeleng, "nggak Bi, aku tadi kebetulan lewat terus nggak sengaja dengar kamu lagi nelfon."

Abu mengangkat sebelah alisnya, "kamu bolos? Sekarang kamu mau jadi cewek nakal, iya Ra?"

"Kamu kok ngomong kayak gitu sama aku Bi?" ujar Ara tak terima. "Aku cuma mau tanya kenapa kamu nggak datang ke acara ulang tahun aku semalam? Kamu kemana Bi?"

Abi melipat kedua tangannya di depan dada, "Jasmin nggak mau makan semalam kalau bukan aku yang suapin. Jadi aku ke rumahnya dia."

Ara mengangga tak percaya mendengarnya, "jadi karena Jasmin kamu nggak bisa datang? Bi aku nungguin kamu semalam," ucap Ara menahan tangisnya.

"Kamu kok jadi kekanakan begini sih Ra!. Apa aku harus ada? Kamu punya banyak teman-teman yang lain bukan cuma aku."

"Jasmin juga punya tangan dan orang tua yang lengkap terus kenapa harus kamu yang suapin dia?"

Abi berbalik ingin meninggalkan Ara namun segera di tahan oleh gadis itu.

"Aku belum selesai bicara sama kamu Bi!"

Abi menghempaskan tangan Ara, "Lo tuh egois Ara! Jasmin lebih penting daripada acara Lo yang berguna!" Hardik Abi kemudian meninggalkan Ara.

Ara tak dapat menahan air matanya lagi. Apa tadi Abi bilang? Lo? Jasmin lebih penting? Ia terduduk di atas lantai yang dingin dan menangis tanpa suara. Hatinya sangat sakit mendengar ucapan Abi tadi. Mengapa Abi berubah?.

Dear Abi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang