"Kehidupan emang nggak mudah, kadang Lo terbentur kenyataan yang bikin mental down"
-Abigail Arthur Rajendra
Play song 🎶
Happy Reading ❤️"Abi," panggil Jasmin yang membuat laki-laki tersebut menegakkan tubuhnya. Saat ini ia tengah berada di kediaman Jasmin, lebih tepatnya di kamar gadis tersebut.
"Ada apa?" Tanyanya.
Jasmin berdiri di hadapan Abi,
"sampai kapan kamu rahasiakan semua dari Ara? Cepat atau lambat dia akan tau kebenarannya. Lebih baik dia tau sekarang sebelum semuanya terlambat," ujar Jasmin yang membuat Abi semakin bingung.Abi diam. "Bi, aku tau pasti sakit buat terima kenyataan ini buat Ara, tapi kamu nggak bisa lari dari tanggung jawab dan amanah dari orang tua kamu," sambung Jasmin.
Pikiran Abi semakin kalut. Ia tak tau harus menghadapi Ara bagaimana nantinya. Ia sangat menyayangi dan mencintai Ara lebih dari apapun di dunia ini. Bahkan lebih dari dirinya sendiri. Tanpa menjawab pertanyaan Jasmin, Abi keluar dari kamar gadis itu tanpa mengucapkan sepatah kata. Saat ini ia harus menemui gadisnya dan memeluk Ara sebanyak yang ia bisa.
Jasmin menatap kepergian Abi tanpa berniat menghalangi kepergian laki-laki tersebut. "Maaf Bi, aku harus egois. Aku cuma mau kamu seutuhnya."
Jasmin akan melakukan apapun untuk menjadikan Abi miliknya. Tak peduli harus menyakiti orang lain, atau bahkan perasaan Abi sendiri. Yang terpenting Abi hanya menjadi miliknya seorang.
Ding! Dong!
"Siapa sih bertamu sore-sore bolong begini. Nggak tau orang lagi asik nonton drakor apa!." Ara menggerutu pasalnya ada yang memencet bel sehingga menganggu kegiatan menonton drakornya.
"Maaf disini nggak ada---Abi?" Ara sedikit terkejut saat melihat siapa yang ada di hadapannya.
Abi tersenyum manis, "hi, kesayangannya Abi."
"Kok kamu ada disini?"
"Aku mau ngajak kamu liat sunset. Kamu mau nggak?" Tawar Abi.
Ara yang notabenenya sangat menyukai menyaksikan sang Surya terbenam tersebut tentu tak dapat menolak. "Yaudah kamu duduk dulu disini. Jangan di dalam yah soalnya Ayah sama Bunda lagi keluar. Nggak enak kalau ada tetangga yang liat. Yaudah aku siap-siap dulu yah" ucap Ara kemudian berlari menaiki tangga rumahnya.
Lima belas menit kemudian Ara turun dengan stelan casual. Gadis itu nampak sangat cantik dan manis.
"Kamu udah minta izin sama Om dan Tante kan?" Tanya Abi memastikan.
"Iya udah kok," jawab Ara. Tadi ia sempat menelfon orangtuanya terlebih dahulu untuk meminta izin..
"Yaudah yuk berangkat!". Keduanya kemudian masuk ke dalam mobil Abi, menuju pantai tempat yang pernah mereka datangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Abi [END]
Teen FictionBeragam, bukan berbeda. Berwarna, bukan tak sama.Kita bersatu karena perasaan, bukan karena kita sama. Karena memang sesungguhnya, manik-manik tasbihku tetap berbeda dengan manik-manik rosariomu. Kamu, adalah ketidakmungkinan yang selalu aku semogak...