"Saat ini, langkah pertama ini akan menandai awal sesuatu yang hebat."
-Seventeen - Kim Mingyu
Play song 🎶
Happy Reading ❤️Setelah bel istirahat berbunyi Abi segera berlari menuju kelas Ara dengan kecepatan turbo. Ia harus menjelaskan kepada gadisnya prihal semalam. Ia sudah sangat berdosa kepada Ara. Abi bahkan siap untuk bersujud di hadapan Ara asalkan gadis itu tak memutuskan hubungan mereka. Abi tak sanggup harus kehilangan orang yang ia cintai lagi. Sungguh sudah cukup dulu, sekarang tidak lagi.
"Woi Bi mau kemana Lo!" Teriak Miko. Pasalnya Abi keluar mendahului Pak So Lee Hin. Abi yang tak sadar telah menyenggol gurunya itu hingga membuat Pak So Lee Hin tersungkur ke lantai.
"Astaghfirullah Abi" Pak So Lee Hin memegangi rambut palsunya agar tak terlepas.
Ray dan Miko menghampiri pak So Lee Hin yang masih terduduk di lantai.
"Lantainya gapapa kan Pak?" Tanya Ray.
"Kamu kenapa lebih khawatir sama lantai dibandingkan bapak hah!" Pak So Lee Hin merasa kesal.
"Bukan gimana gimana nih pak. Kalau lantainya sampai rusak terus saya nggak sengaja jatuh karena lantainya rusak gimana pak? Kalau muka saya yang tampan ini jadi terluka gimana cara saya cari makan pak? Wajah ini jadi salah satu sumber saya buat bisa makan selain ngutang" Miko malah curhat.
"Kebanyakan bacot Lo!. Buruan kejar Abi gue takut dia kenawhy kenawhy." Ray menarik kerah seragam Miko. Keduanya kemudian berlari mengejar Abi meninggalkan pak So Lee Hin.
"Sumpah gaoaoa gaoaoa kok. Saya kembaran kim Taehyung harus stay calm." Pak So Lee Hin mengusap dadanya. Iyalah usap dada sendiri kalau usap dada janda sebelah kan beda lagi urusannya.
.
.
.
Abi membuka pintu kelas Ara dengan tidak santuy. Beruntung tidak ada guru di kelas tersebut. Abi mencari keberadaan kekasihnya namun tak dapat menemukannya.
"Ara dimana?" Abi bertanya kepada Angel,teman sekelas Ara.
"A-ara n-nggak masuk Baby eeeh--- Abi maksudnya." Angel sampai typo karena ia sangat gemetar berbicara dengan seorang Abigail Arthur Rajendra.
"Terus Nadin kemana?" Tanyanya lagi.
"Ara sama Nadin nggak sekolah. Mereka berdua tanpa keterangan." Ijat teman kelas Ara yang lain memberitahu.
Abi menjambak rambutnya frustasi kemudian keluar kelas Ara. Ia sangat khawatir dengan keadaan Ara.
"Kenapa Bi?" Miko dan Ray bertanya. Nafas keduanya terengah-engah karena berlari.
"Ara nggak masuk"
"Loh kok bisa? Ini pasti efek dia kesenangan nih. Lo apain tuh anak semalam? Nggak Lo grape grape kan?" Tanya Ray curiga.
"Otak Lo isinya bulan gosong terus." Abi kesal dengan jalan pemikiran salah satu sahabatnya ini.
Miko merangkul Abi, "asal Lo tau Bi, Ara nyiapin kejutan buat Lo dengan penuh rasa cinta. Dia sampai nanya ke kita semua hal yang Lo suka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Abi [END]
Novela JuvenilBeragam, bukan berbeda. Berwarna, bukan tak sama.Kita bersatu karena perasaan, bukan karena kita sama. Karena memang sesungguhnya, manik-manik tasbihku tetap berbeda dengan manik-manik rosariomu. Kamu, adalah ketidakmungkinan yang selalu aku semogak...