"1000 perkataan dan pengetahuan tidak berarti tanpa adanya satu tindakan yang nyata."
-Arrayan Damian Aron
Play song 🎶
Happy Reading ❤️Keluarga Ara saat ini tengah family time. Ara bersama kedua orang tuanya tengah duduk di ruang tamu sembari menonton kartun Frozen favorit mereka. Keluarganya memang Elsa lovers garis keras.
Ara duduk di tengah. Dia apit oleh Bundanya di sebelah kanan dan Ayahnya di sebelah kanan.
"Sayang." Panggil Bundanya.
Ara menoleh,mental Bundanya.
"Bagaimana pendapat kamu soal Alvan?"
Ara menggaruk dagunya, "Ara nggak tau Bun. Kita kan baru ketemu sekali jadi Ara nggak tau dia laki-laki seperti apa." Jawab Ara jujur.
Alvan memang tampan dan berwibawa. Tutur katanya sangat sopan dan teratur. Tapi Ara tidak suka itu. Baginya Alvan seperti google berjalan. Selain itu ia juga tidak suka karena Alvan selalu menunduk saat ia menatapnya. Laki-laki itu seolah tidak ingin menatap wajahnya. Apa ia pikir dirinya jelek hah!
Ayah mengambil popcorn yang ada di pangkuan Ara dan memakannya, "menurut Ayah Alvan itu sosok laki-laki yang bertanggung jawab. Selain itu dia juga sangat menghormati kedua orangtuanya. Kalau Ara mau liat laki-laki itu baik atau nggak cukup liat bagaimana caranya dia memperlakukan ibu dan saudara perempuannya."
Ara menghela nafas, "Ayah,Bunda Ara mau jujur. Sebenarnya Ara udah suka sama seseorang dan itu bukan Alvan." Ujar Ara.
Ayah Adam dan Bunda Naya cukup terkejut. Mereka tak menyangka jika putrinya telah memiliki perasaan kepada pria lain.
"Siapa?" tanya Bunda.
"Teman sekolah Ara."
"Kapan kamu mau bawa dia ketemu Bunda sama Ayah." Sambung Bundanya.
Ara menatap televisi dengan pandangan bingung. Bagaimana ia akan membawa Abi jika mereka saja tidak memiliki hubungan.
"InsyaAllah segera.""Bagaimana agamanya? Sholatnya?" kini giliran Ayahnya yang bertanya.
Ara tak tau harus menjawab bagaimana dengan pertanyaan ini. Sholat? Oh mereka bahkan menyebutkan nama Tuhan yang berbeda. Ara yakin orangtuanya pasti tidak akan setuju dengan hubungan mereka nantinya. Ia bingung tak tau harus apa. Tapi Ara sangat mencintai Abi.
Ara baru saja selesai mandi. Hari Minggu ini harusnya ia menghabiskan waktu dengan menonton drakor. Tapi bundanya malah memintanya untuk keluar dengan Alvan agar mereka saling mengenal satu sama lain. Ara sangat ingin menolak tapi ia masih sayang dengan uang jajannya.
+62*******
|Assalamualaikum Ara
|Ini saya Alvan
|Kamu sudah di beritahukan oleh
| Bunda Naya jika kita akan keluar
| bersama?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Abi [END]
Teen FictionBeragam, bukan berbeda. Berwarna, bukan tak sama.Kita bersatu karena perasaan, bukan karena kita sama. Karena memang sesungguhnya, manik-manik tasbihku tetap berbeda dengan manik-manik rosariomu. Kamu, adalah ketidakmungkinan yang selalu aku semogak...