24. pesta

2 3 0
                                    

Hai hai semua

Ketemu lagi sama gue dengan cerita yang ya.. deskripsiin sendiri lah

Pokoknya selamat bertemu dengan tokoh-tokoh gue

Jangan lupa vote sama comment

Kalau nggak gue gigit

Happy Reading
Manteman

*

Selain alunan lagu Thunder milik Imagine Dragons, obrolan-obrolan yang kebanyakan berisi rasa penasaran mereka terhadap tuan rumah turut memeriahkan pesta malam itu.

Misalnya Flynn, Sebastian, dan James. Suara mereka masuk ke indera pendengaran Elrin ketika gadis itu melewat.

Kurang lebih seperti ini,

"Tumben-tumbenan si Nugraha ngundang kita. Biasanya juga temen circle-nya doang. Apalagi kita anak BlancA." Flynn mengawali obrolan itu.

"Dan anehnya lagi Arvadeoz juga diundang. Sebenernya dia mau ngerayain ultah apa mau liat tubir antar geng?" James, si bungsu, ikut beradu argumen dengan mulut penuh makanan. "Curiga gue, pasti ada tujuan tersembunyi di balik pesta ini."

"Feeling gue sih cuma mau sombong aja. Liat deh palanya Nugraha. Segede gitu masih nggak keliatan sombongnya?" Sebastian menimpal dingin.

Besar kepala. Sebuah fakta dari Nugraha yang diketahui banyak orang.

Jam istirahat hari Selasa ini tersita oleh Nugraha yang datang ke kelas-kelas memberi banyak bacotan yang intinya untuk mengundang warga sekolah ke pesta ulang tahunnya. Bahkan dengan tidak tahu malunya dia mengundang Elrin dan teman-temannya serta Arvadeoz yang padahal, kemarin sore Elrin dan salah satu anggota Arvadeoz sudah dia hina mati-matian.

Selain sombong, tidak tahu malu pantas menjadi julukan baru untuk Nugraha.

Elrin mendengus geli mengingat fakta itu sebelum dia bergabung dengan teman-teman pacarnya, lalu melambaikan tangan sambil menyapa. "Hai."

"Eh Neng Ele." Flynn balas berujar.

Neng Ele. Begitu sebutan anak-anak BlancA pada Elrin.

"Ada apa nih?"

"Mana panglima kita?"

"Parah banget nggak ngabarin tuh orang." James geleng-geleng kepala. Yang otomatis mendapat geplakan dari Flynn.

"Yang sopan dek," katanya kemudian sebelum kembali memusatkan perhatian pada Elrin. "Henry belum ngabarin lo ya. Dia nggak akan datang."

"Kok gitu? Udah dua hari dia nggak masuk. Sekarang, ke pestanya Nugraha aja dia nggak datang. Kalau bukan buat Nugraha, seenggaknya buat gue kek. Tapi buat gue pun nggak bisa." Elrin menggigit jari. Pandangannya mengedar gelisah.

Flynn mengangkat kedua tangan. Nyaris menyentuh pundak Elrin kalau saja dia tidak menghindar. Flynn lupa kalau gadis itu tidak suka orang lain menyentuhnya. "Semenjak Hans dirawat, Henry jadi merasa bersalah, El. Dia nggak sekolah buat rawat Hans. Hans nggak punya siapa-siapa lagi selain adiknya. Jadi—"

Flynn mengembuskan napas berat tatkala Elrin malah berlalu begitu saja dari hadapannya. Dengan perasaan campur aduk. Amarah yang menggebu. Dan cemas yang merambat ke hati.

"Cakra."

"A-apa sih?"

"Gue pengen itu." Niana meminta dengan suara manja.

ARVANDO: ElevenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang