Dihari Sabtu pagi yang cerah, seorang laki-laki muda terlihat memakai Hoodie berwarna putih bergambar kucing di bagian depannya, celana jeans kelabu muda, masker putih, dan sepatu sneaker putih, berjalan dengan langkah mantap memasuki bangunan mall yang lumayan ramai dikunjungi.
Tangan kirinya membawa tas kulit berbentuk seperti biola, berwarna cokelat yang biasanya berisi alat musik gesek biola atau cello. Di punggungnya ada tas ransel berukuran kecil. Matanya yang agak tertutupi bagian bawah topi bucket yang juga berwarna putih, melihat sekeliling dengan waspada.
Ditelinga kanannya terdapat airpods. Orang-orang pasti menyangka dia sedang mendengarkan musik.
Sekilas dia terlihat seperti anak sekolah yang baru pulang ekstrakurikuler musik, tidak langsung pulang tetapi malah nge-mall.
"Nana, di kirimu ada jalan ke toilet, sampingnya ada pintu menuju tangga darurat."
Airpods itu menghubungkan dia dengan seseorang.
Nana adalah nama samaran, nama aslinya adalah Na Jaemin.
Jaemin menepi dari kerumunan pengunjung. Lalu diam-diam menuju ke tangga darurat dan naik ke atap gedung.
Dia mengunci pintu rooftop lalu berjalan mendekati huruf-huruf besar sebagai papan nama mall yang terletak agak ke tepi atap, huruf-huruf itu ukurannya lebih besar dan lebih tinggi darinya.
Jaemin berdiri di belakang salah satu huruf, mengambil teropong di tas ranselnya lalu melihat ke sekeliling dengan teropongnya.
Di bawah langit yang matahari bersinar cerah dan hanya sedikit awan putih terlihat di birunya langit, Jaemin duduk, memasukkan teropong ke ranselnya, dia mengambil tas alat musiknya yang ternyata berisi logam-logam panjang. Dia segera merakit logam-logam itu dalam waktu kurang dari satu menit menjadi sebuah senjata menembak jarak jauh SAKO TRG 42.
Jaemin memilih membawa senjatanya ini karena efektif digunakan dari jarak 1500 m, dan beratnya hanya 5-6 kg. Jaemin ingin membeli SAKO TRG 42 A1 yang lebih kokoh dan stabil tetapi belum sempat untuk membelinya.
Jaemin sebenarnya lebih suka McMillan Tac-50 karena bisa menembak efektif sampai jarak 3540m, tetapi beratnya 11.8 kg. Itu tidak efisien untuk tugasnya sekarang karena dilakukan pada siang hari dan ada banyak orang.
Jaemin adalah sniper, di dunia bawah, terkenal dengan nama Silent Nana, sering bekerja sendiri karena dia adalah tipe soliter, walau kadang ada back up, tetapi dia tidak pernah berhubungan dengan anggota lain. Dia hanya mengenal pemimpinnya.
Tidak ada yang mengetahui seperti apa si Nana ini, karena dia selalu bersih dalam membunuh targetnya, tidak ada jejak, sekali tembak target mati, dan tidak ada suara.
Sudah banyak target yang dia bunuh, tidak terhitung, dari pejabat, pengusaha kaya, sampai orang biasa. Yang penting dia mendapatkan bayaran. Selain membunuh target dia kadang bertugas sebagai pelindung untuk anggota atau orang yang membayar kelompoknya. Dia akan menembak lebih dulu, orang-orang yang berpotensi membahayakan.
Jaemin sudah dilatih sejak balita. Jaemin saat masih bayi hampir terbunuh saat orang tuanya yang juga anggota mafia meninggal karena kecelakaan yang direkayasa.
Tulang belakang Jaemin terluka parah karena kecelakaan itu, dan kini tidak normal, jadi tidak bisa untuk dilatih bela diri yang terlalu berat dan kemiliteran, jadi dia hanya fokus berlatih menembak. Jaemin hanya dilatih dasar-dasar bela diri.
Sejak usia belasan, Jaemin sudah berlatih menembak jarak jauh dengan sasaran manusia sungguhan dan dilatih untuk tidak berbelas kasihan pada korbannya.
Black Angel adalah nama kelompok mafia yang menaunginya, dengan nama pemimpin Suho, yang berarti penjaga. Suho menjaga anggotanya dengan baik, wajahnya pun tampan seperti malaikat, tetapi dia berubah seperti iblis jika ada yang menyakiti anggotanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Nana
FanfictionNomin slight jaeyong Jaemin seorang sniper yang telah membunuh ayah Jeno, jatuh cinta pada Jeno. Apakah mereka bisa bersatu walaupun masa lalu menjadi penghalangnya? # 1 - Joonmyeon 2909-16112022 # 12 - chanho 01102022