viv. Dernier

264 16 3
                                    

Jaemin berjalan dengan pelan, pergi ke area belakang rumahnya, karena kandungannya sudah tujuh bulan, sudah besar dan berat. Dia mendapati Kai dan Logan anak sulungnya sedang bermain.

Kai berdiri di dekat rumah, membelakangi rumah, berdiri di dekat papan sasaran. Logan terlihat sedang berkonsentrasi membidik papan sasaran.

"Astaga Hyung, anakku sudah kau ajari memanah?" omel Jaemin. Logan anaknya baru berusia 3 tahun, lari saja masih seperti layangan putus.

"Jaemin, wajah anakmu mengikuti suamimu, tapi kemampuanmu turun padanya." puji Kai.

"Maksud?" Jaemin bingung.

"Lihat? Bull's eye semua." tunjuk Kai pada papan sasaran.

Jaemin melihat papan sasaran. Semua anak panah menancap tepat di tengah sasaran, Bull's eye.

"Sekali diajari langsung tepat sasaran loh." tambah Kai.

"Hyung, aku tidak mau anakku jadi mafia." Jaemin merenggut.

"Tenang tenang, anakmu akan ku latih memanah agar dia dapat medali emas olimpiade. Aku keren kan?" kata Kai sambil menaik-turunkan alisnya.

"Iyain." kata Jaemin.

"Eh kamu mau kemana? Cantik amat?" tanya Kai yang melihat Jaemin berpakaian rapi dan memakai sedikit make-up.

"Mau ke kantor Jeno, kata Hyunjin ada sekretaris baru yang cantik dan gatel."

"Oh, cemburu ini ceritanya."

"Dih! Dah lah, tolong jaga Logan ya Hyung! Awas jangan sampe nangis atau luka! Kalau tidak, kuadukan pada Sehun Hyung biar kau tidak dikasih jatah." perintah Jaemin.

"Siyap sayang." kata Kai sambil menghormat.

Jaemin sudah sampai di kantor Jeno, dengan diantar supir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin sudah sampai di kantor Jeno, dengan diantar supir. Jeno protektif sekali dengan istrinya yang hamil itu, kemana-mana harus dengan supir.

Semua yang berpapasan dengan Jaemin menunduk hormat padanya. Semua tahu, Jaemin adalah istri dari presiden direktur dan dia juga memiliki saham yang cukup banyak. Jadi tidak ada yang berani macam-macam pada Jaemin.

Jaemin berdiri dengan tidak sabar di elevator, iseng-iseng dia melihat pantulan tubuhnya di dinding. Perutnya nampak membuncit, tetapi wajahnya terlihat masih tampan dan juga cantik. Jaemin tersenyum lalu terdengar denting suara elevator menandakan Jaemin sudah sampai di lantai yang dituju.

Jaemin berjalan memasuki ruang staf direksi, mereka langsung membungkuk hormat padanya, Jaemin hanya membalas dengan mengangguk.

Hyunjin kepala staf direksi mendekati Jaemin, Jaemin hanya memberikan kode menyuruh dia duduk kembali.

Dia kemudian sampai di depan pintu presiden direktur. Menempelkan telapak tangannya yang lentik pada alat pindai di pintu untuk membuka pintu.

Klik

Silent Nana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang