Jaemin terbangun dari tidurnya, Jeno sudah tidak ada di sampingnya, mungkin dia pergi pagi-pagi sekali.
Jaemin segera bangun untuk masak dan bersiap-siap ke rumah sakit. Hari ini Taeyong sudah boleh pulang. Melihat banyaknya orang yang memata-matai Taeyong. Jaemin berniat mengawasi dari jauh.
Jaemin sudah berada di rooftop rumah sakit. Airpods di telinganya sudah terhubung dengan Suho.
Tidak terjadi apa-apa saat Taeyong keluar dari rumah sakit, Jaemin pun segera pergi ke mall tempat janjiannya dengan Jeno kemarin.
Saat dalam perjalanan, Haechan mengirimkan pesan, apakah Jaemin membawa kado untuk Jeno.
Jaemin tidak tahu hari ini ulang tahun Jeno. Sesampainya di mall, Jaemin bingung harus memberi kado apa pada Jeno.
Karena Haechan sudah menelepon kalau dia sudah sampai di restoran, Jaemin pun masuk ke toko terdekat. Ternyata dia masuk ke toko sepatu.
Jaemin pun memilih sepatu yang sama dengan miliknya, sepatu itu kado dari Suho. Dan saat membayar Jaemin tertegun. Sepatunya ternyata mahal, hampir 7 juta. Jaemin pun merelakan tabungannya. Demi Jeno tidak apa-apa lah.
Jaemin kira dia akan datang terlambat, ternyata Jisung dan Chenle belum datang.
"Selamat ulang tahun Jeno, maaf aku tidak tahu kalau kamu ultah." Jaemin merasa bersalah, seharusnya semalam pas jam 12 dia mengucapkan selamat ultah pada Jeno.
"Tidak apa." Kata Jeno sambil balas memeluk Jaemin.
Jaemin lalu memberikan paper bag yang berisi kado untuk Jeno
"Seharusnya kamu tidak perlu repot Jaeminie."
"Tidak apa Jeno."
"Tapi terimakasih ya." Jeno tersenyum sampai matanya menyipit.
Jaemin hanya mengangguk.
"Wow!" Haechan berteriak heboh.
"Beda ya kalau yang memberikan kado orang yang sudah kerja." Kata Haechan sambil melihat isi paper bag kado Jeno dari Jaemin.
"Kenapa?" Tanya Renjun.
"Sepatunya mahal cuy." Haechan berdecak kagum.
Jaemin hanya tersenyum.
"Jaemin aku jadi tidak enak padamu." Kata Jeno.
"Tidak apa-apa Jeno."
Tak lama Chenle dan Jisung datang, mereka tampak meributkan sesuatu.
Pasangan yang terlihat selalu tak akur itu kini saling menyuruh siapa yang akan memberikan kado pada Jeno. Dan akhirnya malah Haechan yang mengambil kado itu dan menyerahkannya pada Jeno.
Chenle auto manyun, dan Renjun tertawa menggeplak lengan Haechan.
"Sudah-sudah ayo kita tiup lilin lalu makan!" Perintah Mark agar pergelutan jichen tidak terus berlanjut.
Setelah acara tiup lilin dan makan-makan. Mereka pun memutuskan untuk pulang. Tetapi saat melewati booth arcade, Haechan mengajak mereka untuk bermain.
"Ayo main! Sudah lama kita tidak main." Ajak Haechan.
Mereka pun setuju lalu masuk ke booth arcade. Chenle si sultan membelikan kartu bermain untuk semua. Haechan dan Renjun kompak tersenyum senang.
"Ke arcade kalo ga tanding ga seru nih." Pancing Haechan.
"Ayo tanding!" Renjun langsung gas.
Mereka main batu gunting kertas untuk menentukan, siapa lawan siapa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Nana
FanfictionNomin slight jaeyong Jaemin seorang sniper yang telah membunuh ayah Jeno, jatuh cinta pada Jeno. Apakah mereka bisa bersatu walaupun masa lalu menjadi penghalangnya? # 1 - Joonmyeon 2909-16112022 # 12 - chanho 01102022