Nomin slight jaeyong
Jaemin seorang sniper yang telah membunuh ayah Jeno, jatuh cinta pada Jeno.
Apakah mereka bisa bersatu walaupun masa lalu menjadi penghalangnya?
# 1 - Joonmyeon 2909-16112022
# 12 - chanho 01102022
Jeno merangkul pinggang Tiffany yang berjalan pelan melewati banyak karangan bunga bertuliskan duka cita.
Jeno melihat banyak pejabat dan orang penting yang melayat dilihat dari pakaian mereka yang terlihat elegan dan mahal. Hyuk jae adalah pengusaha yang sukses, jadi wajar berteman dengan pejabat dan orang penting.
Tiffany berjalan agak lambat, Jeno tahu, ibunya itu masih agak trauma dengan upacara pemakaman, tetapi karena yang meninggal adalah sahabat mendiang suaminya, mau tak mau Tiffany harus hadir.
Jeno sebenarnya juga tidak ingin datang, tetapi dia harus menemani ibunya untuk menguatkan.
"Eonni." Tiffany memeluk istri Hyuk-jae dan mereka pun berpelukan sambil menangis.
"Maafkan kesalahan Hyuk jae."
Tiffany mengangguk. Mereka melepaskan pelukannya lalu Tiffany dan Jeno memberikan penghormatan terakhir pada Hyuk-jae.
Jeno tidak habis pikir, kenapa ayahnya dan Hyuk jae Ahjusi menjadi target pembunuhan, mereka berdua orang baik, sering melakukan donasi, dan keluarga mereka juga baik.
Jeno memandang dua anak perempuan Hyuk-jae, mereka masih kecil, kasian Sunny ahjuma, batin Jeno.
"Eomma tidak apa-apa?" Jeno memegang tangan ibunya yang bertaut di pahanya. Kini mereka sudah dalam perjalanan pulang, mereka tidak mau berlama-lama di rumah duka.
"Eomma baik-baik saja sayang, konsentrasilah mengemudi!"
Jeno mengangguk lalu memegang kemudinya dengan dua tangan lanjut konsentrasi menyetir.
Tiffany menatap jalanan dari balik jendela mobil, dia teringat pertemuan terakhirnya dengan Hyuk-jae saat pemakaman Donghae beberapa bulan lalu.
Hyuk jae berpesan untuk berbicara pada Shindong karena dia merasa umurnya tak akan lama lagi, dan sekarang ucapan Hyuk jae benar-benar terjadi.
Tiffany kemudian depresi setelah menemui Shindong karena terlalu shock mendengar kelakuan Donghae.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu kemarin naik motor?" Jaemin bertanya kepada Jeno setelah melihat di parkiran di samping motornya tidak ada motor Jeno.
"Iya, ada diparkiran mall baru itu, belum boleh diambil, masih ada garis polisi."
Tit tit
Jeno membuka pintu penumpang mobilnya, meletakkan tanggannya di bagian atas pintu agar Jaemin tidak terantuk kepalanya. Jaemin lalu masuk ke kursi penumpang dan Jeno kemudian masuk ke mobil dan duduk di belakang kemudi.
"Kamu yakin bisa bertanding hari ini?"
Jeno mengangguk. "Doakan timku bisa masuk final ya." Jeno menggenggam tangan Jaemin.
Jaemin mengangguk. Membuka ponselnya, ada notifikasi dari Haechan kalau dia sudah di gedung olahraga universitas.