Jaemin menelan ludah dan berusaha menormalkan detak jantungnya. Dia juga mengatur ekspresi wajahnya senormal mungkin agar tidak terlihat gugup.
"Maaf baru sampai, mobilku bannya bocor tadi. Terpaksa ganti ban dulu."
Jaemin menatap Jeno, ada noda kotor di lengan baju dan celana Jeno. Raut wajah lelah Jeno membuktikan bahwa perkataan dia benar.
"Tidak apa, asalkan kamu selamat sampai sini." Kata Mark sambil mengambil 3 semangka besar dari tangan Jeno.
"Eh siapa?" Tanya Jeno sambil menatap Jaemin lalu memandangi teman-temannya.
"Dia tetangga kita yang baru kembali dari luar kota." Kata Renjun.
Jeno mendekati Jaemin lalu mengulurkan tangan.
"Lee Jeno." Kata Jeno sambil tersenyum sampai matanya membentuk bulan sabit.
Jaemin termangu, senyum itu bagaikan oase di padang pasir. Begitu menyejukkan hati.
"Saya Na Jaemin." Jaemin segera menguasai diri, lalu menyambut uluran tangan Jeno.
"Kamu manis dan cantik."
"Yak! Aku ini namja." Sewot Jaemin.
"Yaelah datang-datang ngardus." Renjun menggeplak lengan Jeno.
Jeno hanya tersenyum pada Renjun.
"Aku tidak ngardus, itu kenyataan. Jaemin memang manis dan cantik."
"Dih." Jisung dan Chenle wajahnya langsung mode julid.
Haechan dan Mark seketika tertawa.
"Sudah-sudah! Ayo buruan makan, keburu dingin makanannya!" Perintah Jaemin. Dia tidak mau menjadi pusat perhatian teman-teman barunya.
Mereka pun melanjutkan acara makan-makan dan ngobrol.
Jaemin hanya makan dan minum, dia seringkali diam karena tidak paham dengan pembahasan soal kampus. Yang dia tangkap hanya Jeno, Jisung, Mark, dan Chenle akan maju kompetisi basket antar fakultas, mereka juga menggibah dosen killer, mahasiswa-mahasiswa cantik yang caper ke Jeno dan Mark, dan Renjun yang di kejar-kejar Lai Lai siapa Jaemin kurang jelas mendengar.
Hari semakin larut, Haechan, Chenle, Mark, dan Renjun sudah tepar karena minuman alkohol yang mereka konsumsi.
Jaemin, Jeno, dan Jisung tetap sadar karena Jaemin dan Jisung tidak minum alkohol. Jaemin memang tidak minum untuk menjaga kewarasannya, sedangkan Jisung tidak minum karena takut kalau mabuk dia akan bertingkah aneh dan memalukan seperti yang pernah ia lakukan dulu, yaitu mencium kaki Jeno.
Sedangkan Jeno hanya minum sedikit walau dia memiliki tingkat toleransi tinggi pada alkohol. Jeno hanya ingin lebih mengenal teman barunya yang terlihat tampan dan cantik sekaligus.
Tetapi keinginannya tidak tercapai. Jaemin tiba-tiba minta pamit.
"Aku sebenarnya baru datang dari Busan tadi sore, bahkan aku belum ke unitku." Kata Jaemin agar dia bisa segera menjauhi Jeno.
"Maaf Hyung, kami lupa." Kata Jisung.
"Gwaenchana." Kata Jaemin.
"Sebaiknya memang kita istirahat saja." Kata Jeno.
"Kamu mau tidur di unitku atau disini Jisungie? Masih ada kamar kosong di unitku." Lanjut Jeno.
"Aku ikut kamu saja Hyung." Kata Jisung.
Mereka pun berpisah, memasuki unit apartemen Mereka masing-masing.
Jeno mengingat, pintu unit Jaemin tepat di depan pintu unitnya. Dia tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Nana
FanfictionNomin slight jaeyong Jaemin seorang sniper yang telah membunuh ayah Jeno, jatuh cinta pada Jeno. Apakah mereka bisa bersatu walaupun masa lalu menjadi penghalangnya? # 1 - Joonmyeon 2909-16112022 # 12 - chanho 01102022