"Re! Malam Minggu nanti lo kan libur. Jalan yuk sama gue."
Gadis yang akrab disapa Rea itu menatap pria yang duduk di depan mejanya. Namanya Edward satria Bimarta. Kerap disapa Edo. Dan dia juga Seorang Boss ditempat Rea bekerja.
Pria yang memiliki tubuh tegap, dengan rambut berpotong cepak, serta hidung mancung bertahtakan Kacamata yang menutupi sorot tajam mata cokelatnya itu, tengah menanti jawaban dari sang pujaan hati.
Rea kembali menatap Edo. Matanya menyipit dengan senyuman tipis terukir dibibir tebalnya. "Nggak bisa Do, gue ada kerjaan. Sama si Vani aja sana."
"Ogah!" Jawab Edo. "Kalau jalan sama tuh orang, gue bukannya seneng tapi malah capek! harus jadi babu, bawain barang belanjaan dia."
"Lagian, lo kerja apa? Malam Minggu kan Lo, gue kasih libur." Edo tersenyum dengan menaik-turunkan Alisnya. Karena jadwal itu memang sudah terencana di otaknya.
Rea yang dari awal juga sudah tahu isi otak Edo itu juga tersenyum licik. "Gue ada Casual. Di hotel milik Brama Corp."
"What?!" Bisa-bisanya Gadis ini melakukan hal ini padanya.
"Padahal gue udah ngerencanain ini loh Re. Jahat banget Lo sama gue." Keluh Edo. Lagi pula Brama Corp? Itu adalah salah satu hotel bintang lima di Kota ini.
Tunggu dulu. Ah! Edo ingat, dua hari yang lalu Ayahnya memberitahu bahwa akan ada pesta besar para pebisnis yang akan diadakan di hotel itu minggu depan. Bagaimana Ayahnya bisa tahu? Itu karena Ayahnya juga mendapatkan undangannya.
Tidak tanggung-tanggung Ayahnya juga bilang, kalau artis-artis besar, serta kolega-kolega bisnis dari luar negeri pun juga turut hadir di acara tersebut.
"Edo-edo.." Rea tersenyum geli.
"Udah deh, kalau gak mau sama Vani.. Gue sebagai sahabat lo yang paling sayang dan pengertian sama lo, gue saranin mending lo jalan sama si Meli, Mita, Sintia, Sinta, atau siapapun itu gebetan Lo yang lain. Okey" Rea tersenyum manis setelah mengatakannya.
Edo mencebikkan bibirnya. Kesal.
"Gue kan pengennya jalan sama lo Re.." keluh Edo.
"Kita kan udah sering Jalan Edodo.." ujar Rea jengah.
"Ya! Tapi kan beda Re.." rengek Edo. Edo berdecak pasrah.
"Kenapa sih Re? Gue beneran sayang dan pengen jadi pacar Lo. Tapi kenapa Lo selalu nolak gue."
"Karena lo--"
"Karena apa? Playboy? Karena gue temen Lo? Atau karena gue anak pejabat! Gitu?" Sahut Edo. Yang merasa Jengah dengan jawaban Rea yang itu-itu saja, setiap kali Edo dekati. Sampai-sampai dia hafal dengan semuanya.
Rea menggigit bibir bawahnya. Benar. Apa yang Edo katakan benar. Tapi mungkin itu hanya setengahnya saja. Sejujurnya Rea-
"Re?! Jangan-jangan apa yang Vani bilang bener?! Lo?" Edo menatap Rea dengan mata melotot seram.
"Lesbi!" Teriak Edo. Membuat seisi kantin yang semula ramai menjadi hening, lantaran tengah menatap Mereka berdua dengan pandangan terkejut sekaligus mencela.
Rea menatap sekitar, dan menggeram. Ingin rasanya Rea melempar kepala Edo dengan menggunakan Mangkok Mie Ayam yang sudah kosong di atas meja kantin yang mereka duduki saat ini. Sayangnya, Rea sangat ingat kalau Edo adalah salah satu Anak pejabat di kota ini, dan boss ditempatnya bekerja. Dan Rea masih sangat-sangat Sayang dengan hidup dan pekerjaannya.
"Reaa!!!"
Vani!
Sialan Si Vani. Teman bangsat! Awas saja, akan Rea sobek mulutnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUAN NONA (Hug My Heart)
RandomKisah Rea Si cewek tomboy dan Alexis Si Lady Boy