Terimakasih Sudah Mampir Dan Selamat Membaca..
_____
Rea mengantarkan pesanan ke meja pelanggan. Menyapa dengan ramah, dan kembali masuk menuju counter. Dia mengambil sebotol air dari pendingin dan meminumnya.
Vani datang dan memberikan kotak bekal untuk Rea. "Gue nggak suka lihat lo makin kurus. Nih makan!" Kata Vani.
Gadis itu kemudian melengos pergi, kembali sibuk di meja kasir. Rea yang melihatnya hanya diam saja, tanpa berkomentar apapun. Padahal kondisi tubuh Rea juga sudah lebih baik daripada 5 hari yang lalu. Tapi Vani masih saja mengkhawatirkan keadaan dirinya.
Tapi Rea tetap menerimanya, dia berjalan menuju ke depan meja kasir dan berbisik "Terimakasih" kepada Vani.
Vani berdecak, "Itu aja nggak cukup Say.." kata Vani. Rea mendelik.
"Oh jadi, ada bayarannya.."
"Iya jelas dong.. pokoknya gue mau lo sehat-sehat terus! Nggak boleh sakit!" Kata Vani menggebu-gebu. "Sia-sia entar, Mbok Nani bikinin bekal buat lo!" Lanjutnya.
Mendengar itu membuat Rea menjadi terharu. "Gue kira lo yang bikin buat gue.. ternyata Mak lo.."
"Sia-sia banget lo sekolah di bidang kuliner kalo gitu.." lanjut Rea, dia berniat menggoda Vani. Vani tentu saja tidak terkecoh sedikit pun. Gadis itu malah dengan sombongnya mengibaskan Rambut panjangnya yang di kuncir kuda.
"Masakan Tangan gue itu mahal, Tahu!" Kata Vani, bangga.
Vani mendekatkan wajahnya ke wajah Rea, dan berkata "Lagian, tinggal makan aja bawel banget sih!" Vani menjauhkan wajahnya.
Rea terkekeh, "Gak ikhlas Ah.."
"Ikhlas gue! Astaghfirullah!" Vani mulai jengkel kepada Rea. 'Mancing Terus!'
"Van! Lo kristen njir.." Rea menahan tawanya, melihat Mata sipit Vani melotot. Menurut Rea, itu terlihat sangat lucu.
Bibir mungil Vani mengerucut, layaknya anak kecil yang sedang cemberut. "Besok-besok Gue login juga nih.." gerutunya.
"Boleh-boleh.. besok gue temenin!" Rea semakin tertawa melihat ekspresi Vani yang kalap.
"Bangsat banget temen gue!" Vani melempar buku ke arah Rea yang dengan sigap di tangkap oleh Rea.
Setelah itu keduanya tertawa bersama. Untung cafe sedang tidak banyak pengunjung. Jadi mereka berdua tidak terlalu sungkan untuk berbicara dengan bar-bar dan saling mengejek.
Tanpa keduanya sadari, ada Alexis yang tengah mengamati tingkah keduanya. Entah kenapa, Alexis sedikit lega melihat Tawa Rea yang terdengar begitu renyah di telinga. Padahal, Alexis yakin Rea sedang merasakan kesedihan yang begitu dalam. Mungkin, Perasaan takut dan terbebani jauh lebih banyak Rea rasakan, ketimbang dirinya. Bahkan dia tidak ada apa-apanya. Alexis si pengecut. Itu julukan yang sangat cocok untuknya.
"Selamat Siang, Selamat Datang Di CoffeeIn"
Sambut keduanya, saat menyadari ada orang di depan pintu.
Rea yang tahu siapa orangnya, sedikit mengerutkan kening. Namun setelah itu, dia kembali memasang wajah biasanya. Rea berjalan memutar memasuki counter.
"Eh.. mbak!" Sapa Vani, yang di jawab Alexis dengan Anggukan.
"Silahkan.. mau pesan apa?" Tanya Vani. Walau Vani juga sedikit heran. Tapi disingkirkannya semua pikiran-pikiran aneh yang hinggap di kepalanya.
"Es coklat dan Pancake."
Vani mencatat pesanannya. "Ada tambahan lagi nggak mbak?"
"Apa Corn dog nya Ada?" Tanya Alexis.

KAMU SEDANG MEMBACA
TUAN NONA (Hug My Heart)
AléatoireKisah Rea Si cewek tomboy dan Alexis Si Lady Boy