18. Awas Nanti Jatuh Cinta

42 8 3
                                    

Alexis menatap pantulan dirinya di kaca. Beberapa hari tidak bisa tidur dengan nyenyak membuat lingkar matanya menghitam. Namun itu tidak menyurutkan langkahnya untuk memulai hari dengan tetap percaya diri.

Alexis memoles wajahnya dengan sangat rapi dan halus, hingga membuat lingkar hitam itu tidak terlihat lagi.

Bibirnya, dia poles dengan pewarna merah. Agar menambah kepercayaan dirinya. Dan dengan senyuman manis Alexis merapikan rambutnya. "Bagus. Tetap Cantik dan elegan.." Alexis berdiri dari duduknya dan merapikan dress yang dia kenakan. "Hmm! Selalu Menarik dan menawan.."

"Gue nggak bisa nganterin lo.. Lo bisa nggak berangkat sendiri?" Alexo menyembulkan kepalanya dari luar pintu.

"Ok." Jawab Alexis, sambil menyemprotkan parfumnya.

"Di antar Pak Bas aja gimana?" Tawar Alexo.

Alexis meletakkan kembali parfumnya dan berbalik menatap Alexo. "Nggak perlu Lex. Gue mau naik mobil sendiri."

Alexo mengangguk saja, dan berlalu. "Hati-hati.." teriak Alexo.

Alexis kembali menatap pantulan dirinya. Alexis tersenyum tipis, merasa bangga dengan karyanya. "Cantik.." pujinya pada diri sendiri.

Setelah menyiapkan semuanya Alexis keluar rumah tanpa sarapan, dan berlalu mengendarai mobilnya, menuju butik.

Sesampainya di sana Alexis, segera berlalu ke ruangannya. Dia mengambil beberapa berkas dan kembali keluar menuju meja asistennya. "Mir? Minta Mbak Desi bawain Coklat panas ya.."

"Siap Mbak Ale." 

"Oh iya.. Minta tolong cek ulang, siapa tahu saya ada salah gambar." Pinta Alexis, sambil menyerahkan beberapa map yang berisi kertas bergambar desain baju. Gambar yang di minta dan di rancang khusus sesuai permintaan customer Alexis.

"Siap Mbak."

Setelah itu, Alexis kembali masuk dan menyelesaikan desain baju lainnya. Alexis lebih suka mendesain sendiri baju-baju pesanan kliennya. Jika pun dia merasa butuh bantuan, maka dia akan meminta bantuan kepada Mira. Karena Mira adalah orang kepercayaannya.

Ponsel Alexis berdenting, menandakan ada pesan masuk. Alexis mengambil dan membacanya.

'Mbb.. gue sibuk'

"Dasar! Nyebelin." Desis Alexis. Jika di lihat lagi, Pesan yang Alexis kirim sudah tiga hari yang lalu, dan Rea baru membalasnya sekarang. Apakah itu tidak menyebalkan.

'Harus banget di balas ya? Mending nggak usah nggak sih?'

Setelah mengirimnya, bukannya permintaan maaf yang Alexis terima melainkan rasa kesal

'OK'

Dengan singkatnya, Rea mengakhiri percakapan keduanya.

Tiga hari sejak pertemuan terakhir keduanya, Alexis mengirim pesan kepada Rea, namun tidak ada jawaban. Kemudian gadis itu baru membalasnya. Dan sekarang apa? Astaga!

Perempuan itu memang terlalu dingin, dan tidak suka berbasa-basi. Terlalu kaku, dan sulit sekali di jangkau.

'Cuek banget sih?!😤'

Ketik Alexis, lalu menekan tanda panah pada layar ponselnya.

"Nggak Cewek! Nggak Cowok! Sama aja.." ketus Alexis. Yang kembali ingat pada Andrew. Bagaimana cara pria itu yang selalu saja singkat membalas pesan darinya. Padahal Alexis tau Andrew tidak sesibuk seperti apa yang dia katakan. Pria itu, bahkan lebih banyak bersantai dari pada bekerja.

Suara denting ponsel membuat Alexis kembali mengalihkan perhatiannya.

'Sorry, tapi gue bukan pengangguran.'

TUAN NONA (Hug My Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang