Bagian 7 (21+)

121K 1.9K 96
                                    

Vania POV

Hari ini adalah hari penting. Adam berulangtahun untuk yang pertama kalinya. Semua rencana pesta ulang tahun Adam sudah aku siapkan sedari minggu lalu dan hari ini berlangsung meriah. Tenang saja, kali ini aku sudah meminta pendapat Mas Erick dan syukurlah dia membolehkan ada pesta kecil-kecilan di rumah. Huft, Mas Erick bukan seseorang yang suka pesta. Dia malas berada di keramaian yang ributnya minta ampun apalagi banyak anak kecil. Jadi setelah berdiskusi dengannya, kami sepakat hanya mengundang keluarga dan beberapa tetangga yang kami kenal. Walaupun aku sedikit merasa tidak puas, tapi tidak apa-apa. Yang penting ulang tahun Adam tetap dirayakan. Ini adalah momen yang patut untuk dikenang baik.

Aku menyiapkan makanan dibantu oleh mama dan Bunda Septia. Mbak Rere tidak bisa pulang ke Jakarta karena sibuk dengan pekerjaannya, tapi dia mengirim kado untuk Adam. Dia adalah contoh Tante yang baik.

"Van, kamu udah makan? Kalo belum, buru makan dulu. Tamu-tamu juga lagi pada makan," titah Bunda. Aku mengangguk lalu memintanya untuk menjaga Adam sebentar sementara aku mencari suamiku dulu. Mas Erick pasti belum makan siang juga.

"Mas?"

Aku menemuinya di dapur dan dia sedang berbincang dengan seorang perempuan. Oh, aku kenal wanita itu. Dia Mbak Chika, tetangga di ujung jalan dan menjanda. Tapi kenapa sepertinya Mas Erick dekat sekali ya dengannya?

"Kenapa, Van?"

"Vania siapin makan ya? Mumpung yang lain juga lagi pada makan. Oh, mbak Chika juga udah makan?"

"Aku gak makan, Vani. Lagi diet soalnya, hehe." Aku mengangguk-angguk saja lalu pamit bersama suamiku ke halaman belakang rumah di mana pesta ulang tahun Adam digelar. Aneh sekali, kenapa aku merasa tidak enak melihat kedekatan Mbak Chika dan Mas Erick?

"Gak usah mikir aneh-aneh, Vania. Saya gak selingkuh," celetuk Mas Erick. Astaga, kalimatnya membuat aku terkejut bukan main. Dari mana dia tahu kalau aku sedang berpikiran seperti itu?

"Siapa yang mikir gitu? Mas Erick kepedean deh."

"Terus kenapa cemberut gitu? Apalagi kalo bukan mikir aneh-aneh tentang saya?" balasnya dan aku cuma mendengus kesal. Hmm, awas saja sampai dia selingkuh. Aku potong sosisnya lalu ku telan langsung!

"Gak ada ih. Ya udah, mas Erick makan dulu."

Cepat-cepat aku menyiapkan makan siang untuk suamiku dan diriku sendiri. Pesta ulang tahun ini masih berlangsung, jadi aku harus tetap ceria.

...

Papa dan mama juga Bunda Septia masih betah di rumah sampai malam hari. Mereka sibuk mengajak Adam bermain dan membuka kado-kado yang didapat Adam hari ini. Salah satunya adalah kado dari Mbak Rere. Kotaknya besar, dia memberikan mainan mahal untuk Adam dan aku sangat bersyukur sekali. Mainan baru Adam sudah hampir penuh, jadi tidak perlu repot-repot membeli lagi yang mana itu akan menghabiskan uang. Aku harus pintar-pintar mengatur keuangan karena Mas Erick mempercayakannya kepadaku.

"Ini bajunya lucu banget. Untung ukurannya gede soalnya Adam kan embul nya minta ampun," ujar mama sembari menunjukkan baju tidur untuk bayi berusia satu tahun. Aku menanggapi dengan tawa kecil, mama yang paling antusias membuka kado.

"Ini juga ada yang kasih topi buat Adam. Cocok nih dipakek pergi jalan," tambah Bunda Septia sembari menunjukkan topi yang dia temukan di salah satu kado.

Adam saat ini sedang menikmati botol susunya. Sudah jam tidur Adam, dia pasti mengantuk.

"Besok aja Vania rapikan kado-kadonya. Udah malem soalnya ini," sahut ku. Mereka pun mengerti dan akhirnya memutuskan untuk pulang setelah membantuku dan Mas Erick membersihkan bungkus kado yang berserakan.

Mengejar Cinta Suami Dingin [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang