16, sebuah kebenaran

593 52 0
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

"Hai Naga. Ini om."

Naga membeku, apa tadi katanya? Om? Maksudnya dia adalah paman nya?

Orang yang menyebutkan diri sebagai 'Om' dari  Naga ini mendekat kepada Naga dan mendudukkan dirinya di samping sang ponakan

Yang dengan peka teman-teman Naga pergi meninggalkan Gazebo untuk membiarkan Paman dan ponakan ini berbicara

"Kamu pasti bingung, tapi ini beneran om. Ini Om Jaka, Naga."

Naga tidak tahu harus merespon seperti apa, Sebab orang di depannya ini telah pergi lama sekali hingga Naga tidak bisa mengenalinya

"I-ini beneran Om Kaka? Seriusan?" Tanya Naga tidak percaya

"Iya, ini om." Si pria yang bernama Jaka ini tersenyum teduh membuat Naga ingin menangis saja rasanya.

Sudah lama tidak bertemu dengan Pamannya hampir membuat Naga tidak tahu bahwa dia memiliki seorang Paman dari Sang Ayah.

"Om kemana aja? Nana kangen banget sama om, bahkan Nana hampir lupa kalo Nana punya om."

Jaka diam, tidak menjawab.

"Maafin om ya? Om selama ini diem di USA, om di paksa sama nenek kamu buat tinggal di sana, tapi om selalu awasin kamu sama Jei kok" Jelas Jaka kepada Naga

Benar. Jaka memang selalu mengawasi Kedua keponakannya saat Maselio tidak ada di samping mereka, diam-diam Jaka pergi ke Indonesia untuk menjenguk kedua keponakannya

Namun, apa yang ia dapat? Ia mendapati Keponakannya yang selalu di salahkan meskipun mereka tidak salah.

Benar. Orang yang selalu mengumpat, menyumpah serapahi Seya serta Jehan, dan menyewa Fitri untuk menjaga Naga dan Jeidan adalah Jaka.

Orang itu adalah Jaka.

"Yaudah, karena kamu udah ketemu om. Ayo pulang, Om mau ketemu sama Jei dan Abang kamu."

---

Sama seperti Reaksi Naga sebelumnya, reaksi Maselio dan Jeidan tidak kalah terkejut, bahkan Maselio sampai memegang pipi serta kepala Jaka berulang kali hingga membuat si empu mengaduh sakit karena cubitan Maselio

"Oy, gak sopan banget Ama om sendiri, mentang-mentang umur you cuma beda satu tahun dari i" gerutu Jaka

"Ya maaf om.. kan Elio masih gak nyangka Om ada di sini, karena setau Elio om di pindah in sama Nenek ke USA"

"Abang tau?" Tanya Naga

Maselio mengangguk pelan, "iya. Maaf Abang gak cerita sama kalian, soalnya waktu itu Abang juga gak sengaja denger dari bunda sama Ayah yang lagi debat."

Maselio ingat. Dulu orang tuanya pernah berdebat soal ini, Hana yang tidak tega dengan Jaka Karena di paksa tinggal di negara orang, dan Jafran yang terus membela ibunya

Mereka berkebalikan.

Jeidan hanya diam sedari tadi, Naga melihat itu. Naga melihat adiknya yang semakin hari menjadi semakin pendiam, apalagi di tambah kejadian tadi pagi. Sekarang. Om nya muncul, itu pasti membuat Jeidan pusing

Naga mengusap bahu adiknya lembut, "Kamu okay, Jei?"

Jeidan tidak menjawab dan hanya menatap Naga dengan tatapan sulit di artikan, Naga mengerti dia menggenggam telapak tangan Jeidan

"Kakak tau ini semua bikin kamu pusing, tapi Jei jangan terlalu mikirin semua ini, yang perlu Jei pikirin sekarang itu hari perlombaan, okay?"

Jeidan mengangguk, "oke, kak."

---

"Argh!!!" Jafran menendang semua perabotan yang ada di rumahnya, di mulai Foto, dan segala macam

Rumahnya sudah seperti kapal pecah sekarang, karena semua berserakan. Berceceran di mana-mana, hari ini dia sudah mengajukan gugatan cerai terhadap Seya

Dia sudah tidak kuat.

Dan mengenai dari mana dia tahu soal Seya dan Jehan? Dia tahu semua itu dari Fitri, serta dari Cctv yang ternyata Jafran lupa bahwa ia memasang Cctv tersembunyi di dapur. Jafran memang bodoh, ia mengakui itu.

Jafran mengusap Foto Hana gemetar, "Maafin aku na.. aku udah nuduh anak kita.. aku usir dia.."

Jafran menyesal, karena baru melihat rekaman Cctv itu tadi pagi. Sebelum berangkat ke acara memasak, Jafran memang berinisiatif melihat Cctv tersembunyi itu, alangkah terkejutnya dia melihat Jehan yang menusukkan pisau itu sendiri

Niatnya, Jafran ingin meredam emosinya sementara dan meminta maaf setelah Jeidan benar-benar memenangkan acara perlombaan, tetapi. Dia malah di hadapkan dengan kenyataan bahwa Seya dan Jehan telah melakukan tindakan tercela yang mengakibatkan Jeidan di eliminasi.

Emosi Jafran jadi tidak bisa di tahan, dia menyesal telah menahan emosinya sejak awal, dia menyesal karena telah berniat memberi Seya kesempatan kedua yang seharusnya wanita itu tidak dapat!

Jafran menyesal telah mengusir anak-anaknya demi perempuan sialan itu! Jafran rasanya ingin melompat saja jika seperti ini.. tetapi dia belum mendapatkan maaf dari anak-anaknya.

"Bener kata pepatah. Penyesalan itu selalu ada di akhir.."


Ⓙⓔⓘⓓⓐⓝ Ⓢⓐⓨⓐⓝⓖ Ⓚⓐⓚⓐⓚ
To be continued!
###
Untuk Chap ini sengaja dikit, soalnya kan belum nyampe klimaks/masalah utama

Tapi ini cepet tamat yeeee

Tapi ini cepet tamat yeeee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaka anugerah Fergangga

[Pict : pinterest]

[✓]Jeidan Sayang Kakak || Jisung & JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang