Sudah berhari-hari krystal mengurung diri di apartemennya, ia berusaha untuk berfikir jernih dan memutuskan bagaimana nasib hidupnya nanti. Krystal berencana untuk vacum dari dunia hiburan selama setahun sampai ia melahirkan. Krystal memilih untuk mempertahankan janin yang ada di kandungannya, walaupun ia sendiri sangat membenci ayah dari bayi ini. Semua itu krystal lakukan karena ia tidak ingin menjadi seorang pembunuh. Oleh karena itu, krystal akan pergi ke New York dan membesarkan anaknya seorang diri, ia yakin ia pasti bisa melakukannya. Hari ini juga krystal akan berangkat ke New York pukul 11 siang menggunakan jet pribadi miliknya dan sekarang ia sedang mengemaskan barang-barang miliknya. Suara notif pesan berbunyi di handphone krystal, ternyata Dami yang mengirim pesan.
Message
Eonni, aku akan menjemputmu di apartemen dan mengantarkanmu ke bandara
Read
***
Flashback
"Eonni kau hamil? Dan kau tidak tahu siapa ayah dari janin yang ada di kandunganmu?" Tanya Dami terkejut
Krystal menggangukkan kepalanya, ia terpaksa berbohong kepada Dami, walaupun ia tidak berencana untuk menutupi apa yang terjadi pada dirinya sehingga ia menceritakan hal ini kepada Dami.
"Jadi ini alasanmu ingin vacum sementara?"
Krystal hanya diam dan membenarkan setiap perkataan Dami. Krystal tahu ia sudah melakukan kesalahan besar dan akan membuat skandal yang bisa merugikan dirinya dan orang-orang disekitarnya termasuk perusahaanya. Untuk itu krystal hanya terisak merasa bersalah.
"Maafkan aku Dami, aku tidak bisa menjaga diriku dan kepercayaan yang kalian berikan padaku" ucap krystal menangis
"Eonni, apakah kau berniat menggugurkannya?"
"Aku tidak berniat menggugurkanya sama sekali, walaupun ia hadir karena kesalahanku." Krystal menggelengkan kepalanya.
Dami merasa lega mendengar pengakuan krystal, ia juga tidak setuju jika krystal menggugurkan janin itu. Untunglah krystal bisa berfikir rasional.
Krystal berlutut di hadapan Dami sambil menautkan kedua tangannya untuk memohon kepada Dami. Dami merasa terkejut atas perlakuan krystal.
"Eonni apa yang kau lakukan?cepatlah berdiri?" Dami mulai terisak.
"Tolong bantu aku Dami, aku mohon. Tolong bantu aku secepat mungkin pergi meninggalkan negara ini. Bantu aku meyakinkan PD nim". Ucap krystal menangis.
"Baiklah eonni aku akan membantumu, aku akan bicarakan kepada PD nim. Lusa kau bisa pergi dan aku akan menyelesaikan semuanya disini. Kau tidak perlu khawatir, aku yakin PD nim akan memberi ijin." Dami juga berlutut dan menangis bersama krystal.
"Terima kasih Dami, maafkan aku.." lirih krystal.
"Eonni harus baik-baik disana, aku akan segera menyusul eonni jika urusanku sudah selesai disini".
"Kau tidak perlu menyusul..."
"Jangan melarang ku eonni, kau sudah seperti kakakku dan aku tidak ingin berjauhan denganmu".
Pada malam itu mereka menangis sambil berpelukan menikmati momen bersama sebelum berpisah.
***
Pagi ini Seok jin sedang mengadakan rapat di kantor. Sudah rutin baginya mengadakan rapat akhir bulan di tengah-tengah jadwal syuting nya yang padat. Seok jin begitu fokus memperhatikan salah satu karyawannya menjelaskan laporan bulanan.
Hanbin meminta ijin kepada Seok jin untuk mengangkat panggilan. Hanbin berjalan keluar dari ruang rapat, beberapa menit kemudian ia kembali masuk dan berjalan mendekati Seok jin untuk membisikkan sesuatu.
Seok jin merasa terkejut refleks memukul meja, raut wajahnya seketika berubah menyeramkan setelah mendengar apa yang dibisikkan oleh hanbin. Semua karyawan terkejut dan menoleh takut ke arah atasannya.
"Sial!!" Ucap Seok jin lalu pergi cepat meninggalkan ruangan.
Hanbin menyampaikan kepada karyawan untuk menunda rapatnya sekarang karena tuan Kim ada urusan mendesak yang harus ia lakukan saat ini juga. Karyawan hanya pasrah menerima keputusan tersebut namun mereka juga heran melihat CEO mereka memberhentikan rapat demi urusan yang lain. Sejauh pengamatan mereka selama ini, urusan perusahaan adalah prioritas tuan Kim dibandingkan yang lain.
Sempat beredar rumor tentang kejadian seperti ini di Jeju sebulan yang lalu saat CEO mereka mengunjungi salah satu cabang hotel miliknya. Namun, sebagian dari mereka tidak mempercayainya, tetapi setelah menyaksikan langsung hari ini mereka percaya bahwa tuan Kim tidak setenang yang mereka pikirkan.
Seok jin mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi ia tidak memperdulikan keselamatannya. Hanya satu yang memenuhi pikiran Seok jin yaitu ia secepat mungkin harus sampai di sana sebelum terlambat.
***
Krystal sudah bersiap dengan kopernya, ia akan segera meninggalkan apartemen yang sudah lama ia tempati. Ada perasaan sedih dan berat untuk meninggalkan negara ini karena begitu banyak kenangan yang telah ia ukir disini, namun ia harus terpaksa pergi dari sini. Ini semua ia lakukan demi bayinya.
Suara bel pintu menyadarkan krystal sudah tiba waktunya ia pergi. Krystal berjalan untuk membuka pintu yang ia yakini Dami sudah menjemputnya, padahal Dami tidak perlu membunyikan bel tersebut karena ia sudah hafal sandi apartemen krystal.
Betapa terkejutnya krystal melihat sosok dibalik pintu tersebut. Dengan sorot mata yang tajam, rahang wajah yang tegas serta tangan yang ia sembunyikan di salah satu saku samping pahanya. Rambutnya tersisir ke belakang sehingga membuat kadar ketampanannya semakin bertambah dan terkesan sexy. Ditambah dengan senyuman smirk yang terukir di bibirnya seakan akan ia berhasil menemukan mangsanya dan itu tanpa sadar membuat Krystal refleks mundur selangkah dari tempat awal ia berdiri.
"Long time no see... Jung.." suara deep dan smirk diwajahnya memberikan sinyal bahaya bagi krystal
TBC
Vote vote vote 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate Handsome Boy (End) by Ibelcia
FanfictionKisah yang menceritakan jungkir balik kehidupan Krystal yang damai harus kacau setelah seorang pria bernama Seok Jin masuk kedalam hidupnya. Lantas bisa kah Krystal menghindar darinya? Lalu apakah Seok Jin akan membiarkannya Krystal pergi setelah w...