"Long time no see, Jung". Sapa Seok jin dengan seringai diwajahnya.
Krystal membelalakkan matanya, lututnya menjadi lemas. Krystal bahkan hampir kehilangan keseimbangan, tanpa sadar ia melangkah mundur karena terkejut kedatangan Seok jin yang tiba-tiba.
"Kau ingin pergi ke mana?" Tanya Seok jin sambil melirik koper disamping krystal.
"Bukan urusanmu" ucap krystal mencoba mengatur nada bicaranya seperti biasa. Walaupun sebenarnya ia merasa sangat waspada atas kehadiran Seok jin.
Seok jin tidak menghiraukan jawaban krystal, ia langsung masuk berjalan masuk dan duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya.
"Ya!!! Siapa yang mengijinkanmu masuk? Apa kau tidak tau cara bersopan santun?" Marah krystal menutup pintu, lalu menyusul seok jin.
"Bukankah lebih tidak sopan jika tidak mempersilahkan tamu masuk?" Ucap Seok jin santai tetapi tidak dengan sorot matanya ditambah ia menaikkan sebelah alisnya.
"Apa mau mu?" Dengus krystal
"Secangkir kopi"
"Bukan itu maksudku" kesal krystal.
"Lalu?" Ucap Seok jin pura-pura bingung.
"Sebaiknya anda pergi dari sini tuan Seok jin yang terhormat, aku tidak punya waktu untuk meladeni mu" usir krystal.
"Tapi kau punya hal yang harus dibicarakan dengan ku bukan?
"Tidak ada sama sekali"
"Kau yakin?"
"Tentu" tekan krystal.
"Baiklah, aku beri pilihan untukmu Jung. Kau yang akan mengatakannya atau aku yang memaksamu untuk mengatakannya?"
"Apa kau tuli? Aku sudah katakan tidak ada yang ingin aku bicarakan denganmu". Ucap krystal kesal berjalan menuju pintu keluar.
Seok jin melihat krystal pergi tanpa menggubrisnya, ia melangkah lebar dengan kakinya yang panjang berniat untuk menghentikan krystal. Seok jin mendorong tubuh krystal di dinding, lalu mencangkram pundak krystal.
"Jangan memancing kemarahanku Jung? Geram Seok jin menatap krystal tajam.
Krystal ketakutan akibat perlakuan Seok jin ia berusaha untuk lepas dari cengkeraman Seok jin. Namun Seok jin bisa menahannya.
"Siapa ayah dari janin yang kau kandung?"
Krystal terkejut mendengar pertanyaan Seok jin, bagaimana Seok jin bisa mengetahui hal ini. Apa yang harus ia katakan ke Seok jin. Haruskah ia mengakuinya?
"Katakan" desak Seok jin
"Sakit, lepaskan aku.." lirih krystal akibat cengkraman yang semakin kuat dipundaknya.
"Katakan Jung!" Bentak Seok jin membuat Krystal semakin takut dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Iya, aku memang hamil, tapi bukan berarti dirimu adalah ayah dari janin ini". Seringai krystal berusaha melakukan serangan balik terhadap Seok jin.
"Apa maksudmu? Kau lupa sebulan kita telah berbagi kehangatan bersama" desis Seok jin menatap tajam krystal.
Krystal memajukan wajahnya sehingga hanya memisahkan jarak beberapa cm dengan wajah seok jin. Krystal membalas tatapan Seok jin dengan percaya diri.
"Iya kau benar, tapi bukan berarti kau pria satu-satunya yang tidur denganku setelah malam itu". Ucap krystal licik.
"Sial.. aku mengira pada akhirnya kau akan menyerah dan datang menemui ku. Tapi aku lupa, kau tetap wanita angkuh yang mementingkan dirimu sendiri dan aku benci itu".
"Lantas, mengapa kau tetap menahanku dan tidak membiarkan ku pergi?".
"Dan semudah itu membiarkan mu pergi membawa darah dagingku? Jangan harap". Hardik Seok jin.
Krystal membelalakkan matanya akibat perkataan Seok jin. Apakah dirinya akan berakhir ketahuan?
"Aku tidak mengatakan ayah janin ini adalah dirimu". Sangkal krystal.
"Brengsek... Sangkal sebisamu jung dan akan ku buat kau mengatakan yang sebenarnya". Geram Seok jin.
Seok jin semakin menghimpit tubuh krystal ke dinding, lalu menerjangnya dengan ciuman yang kasar dan menuntut. Seok jin dengan mudah melesakkan lidahnya kedalam mulut krystal menyebabkan mereka saling bertukar Saliva. Krystal memukul dada Seok jin agar Seok jin menghentikan ciumannya. Namun, Seok jin malah mencengkram tangan krystal ke atas dengan satu tangannya untuk meredam rontakan dari krystal.
Ciuman Seok jin berpindah ke area leher dan ia meninggalkan kissmark disana. Satu tangan Seok jin mulai membuka kancing baju krystal sehingga tampaklah payudara krystal yang ditutupi bra warna hitam. Seok jin mulai meremas payudara krystal dan menaikkan branya ke atas. Seok jin mengusap bahkan menekan puting milik krystal sehingga membuat Krystal tidak dapat menahan desahannya.
"Seok jin Hentikan ahh..." Racau krystal.
"Aku akan berhenti jika kau mengatakan yang sebenarnya". Ucap Seok jin yang semakin gencar mencium bahkan melumat payudara krystal.
Krystal berusaha untuk tidak tergoda oleh perlakuan Seok jin tetapi ia tidak berhasil karena tangan Seok jin mulai merambat ke bawah krystal. Seok jin membelai paha krystal lalu Seok jin menyibakkan rok krystal ke atas dan menanggalkan celana dalam milik krystal. Perlahan tangan seokjin membelai milik krystal yang sudah basah. Seok jin memainkan milik krystal dengan jarinya. Tubuh dan otak krystal tidak sejalan, Hati dan pikirannya menolaknya namun tubuhnya menerima.
"Aakhh..." Desah krystal tersiksa nikmat.
Seok jin terus melancarkan aksinya sampai krystal mau mengatakannya.
"Kau ayahnya, puas!!" Teriak krystal dengan mata berkaca-kaca saat Seok jin ingin bertindak lebih jauh.
Seok jin menyeringai puas mendengar pengakuan krystal.
"Sayang sekali, kau memilih mengatakannya jung. Tetapi jika kau masih ingin melanjutkannya, aku dengan senang hati mengabulkannya". Ucap Seok jin dengan licik dan diakhiri dengan lumatan lembut dibibir krystal serta jari seok jin yang masih berada pada milik krystal.
"Eonni kenapa kau lama sekali turun ke lobby, kau bisa terlam..." Ucap Dami terkejut ketika pertama kali yang ia lihat pemandangan intim antara krystal dan Seok jin.
Krystal tersadar kehadiran dami, ia mendorong Seok jin dengan sekuat tenaga untuk mengakhiri ciuman Seok jin. Krystal sangat malu dengan kondisinya sekarang, bibirnya bengkak wajahnya memerah serta pakaiannya yang acak acakan membuat Krystal menunduk tidak mampu menatap Dami setelah Dami menangkap basah dirinya dengan Seok jin dalam keadaan seperti ini.
Berbanding terbalik dengan krystal, Seok jin hanya menampilkan raut wajah senang seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Bahkan seokjin membantu krystal merapikan pakaiannya kembali dan sama sekali tidak terganggu dengan kehadiran dami. Dami terpaku melihat adegan yang sangat langkah itu. Dengan cepat ia menutup matanya.
"Kau sudah datang?" Tanya Seok jin pada dami.
"Seok jin oppa, maaf aku tidak tahu. Maaf telah mengganggu kalian?". Sesal Dami membungkukkan badan berkali-kali.
"Aku akan pergi" pamit Dami.
"Tidak perlu. Kau tetap disini untuk mengawasi krystal".
Dami menurunkan tangan dari wajahnya, ia melihat krystal sudah rapi dan menatap Seok jin dengan gugup.
"Aku pulang dulu, sepertinya kau harus menjelaskan semua apa yang terjadi dengan kepada asistenmu". Ucap Seok jin sambil mengelus kepala krystal. Kemudian Seok jin berjalan menuju pintu keluar dan melewati Dami yang terkejut dengan perlakuan seokjin. Padahal mereka dulu tidak pernah berkomunikasi dengan baik apalagi berinteraksi.
"Oh ya Jung, Minggu depan kita akan menikah". Ucap Seok jin kemudian menghilang dari pintu.
"Apa!!!" Teriak krystal dan Dami serentak.
TBC
See you again
Jangan lupa vote🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate Handsome Boy (End) by Ibelcia
FanfictionKisah yang menceritakan jungkir balik kehidupan Krystal yang damai harus kacau setelah seorang pria bernama Seok Jin masuk kedalam hidupnya. Lantas bisa kah Krystal menghindar darinya? Lalu apakah Seok Jin akan membiarkannya Krystal pergi setelah w...