part 19 (end)

638 30 7
                                    



Suara dering handphone terus berbunyi berkali kali, namun pemiliknya tidak ada niat untuk
mengangkat panggilan masuk tersebut. Ia lebih tertarik menikmati wine sesekali menghisap rokok ditangannya. Tatapan tajam sambil menikmati pemandangan sore hari dari balik dinding kaca apartemen.

"Tolong diangkat, kumohon" gerutu krystal sambil mencoba menelepon berkali kali.

Puluhan panggilan memenuhi layar handphone Seok jin, tercetak smirk di sudut bibirnya.



***

Krystal menggulung rambutnya, iamemakai pakaian yang hampir menutupi seluruh permukaan tubuhnya bahkan matanya tidak terlihat karena ia memakai kacamata hitam.

Krystal mencoba hubungi Seok jin namun ia tidak mengangkatnya. Lalu ia menghubungi Han bin untuk menanyakan keberadaan Seok jin. Setelah mendapatkan info dari Han bin, krystal berangkat menuju apartemen yang pernah ia huni bersama Seok jin.

Krystal menekan bel berulang kali namun tidak ada tanda-tanda orang untuk membukakan pintu. Krystal juga menelepon Seok jin namun tidak diangkat juga. Kesabaran krystal sudah hampir habis, sebenarnya apa yang akan direncanakan oleh Seok jin.


Suara tombol pin apartemen terdengar namun Seok jin tetap menghiraukan, ia duduk tenang sambil menikmati minuman dan menghisap rokoknya.

Krystal masuk setelah ia berhasil membuka pintu apartemen, ruang gelap dan kondisi apartemen yang berbeda dari biasanya membuat krystal terkejut. Krystal menelusuri ruangan tersebut dengan perasan takut, barang barang berserakan dilantai jauh dari kata rapi hingga ia menajamkan Indra penglihatan ketika melihat sosok duduk dengan tenang seperti telah menunggu kedatangannya.

Krystal terkejut melihat keadaan Seok jin yang sangat berbeda dengan dari biasanya. Walaupun kurang pencahayaan krystal masih bisa melihat penampilan Seok jin yang jauh dari kata rapi. Rambutnya sudah mulai panjang dan wajahnya di tumbuhin rambut halus membuatnya seperti berandal. Krystal tidak menyangka Seok jin akan melakukan hal tersebut padahal Selama ini Seok jin tidak pernah merokok. Krystal mencoba menutup hidungnya agar ia tidak menghirup asap tersebut.

"Sudah lama tidak bertemu, Jung?  Bukankah pemandangan ini seperti Dejavu? Kau mendatangiku seperti aku mendatangimu dulu. Kita impas bukan?" Sapa Seok jin dengan smirk dan suara deepnya sambil menghisap rokok membuat asap berterbangan memenuhi ruangan apartemen.

Krystal ingat masa-masa dimana Seok jin mendatanginya perihal tentang kehamilannya dulu.

"Sejak kapan kau seperti ini?" Tanya krystal.

"Kau tidak perlu tahu Jung" ucap Seok jin datar.

"Itu tidak baik untukmu" timpal krystal.

"Aku tahu mana yang terbaik untukku." Ucap Seok jin menatap tajam.

Krystal marah mendengar perkataan Seok jin.

"Matikan, aku tidak suka" ucap Krystal.

"Kenapa aku harus mendengar kan mu?" jawab Seok jin menatap tajam krystal.

"Aaa... Ku, asap rokok tidak baik untuk ibu hamil" bisik krystal.

Seok jin masih mendengar ucapan krystal, lalu ia mematikan rokok tersebut lalu berdiri mendekati krystal.

"Ada apa menemui ku?" Tanya Seok jin santai.

"Apa rencanamu?" Tanya krystal balik.

"Rencana apa?" Tanya Seok jin

I Hate Handsome Boy (End) by IbelciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang