8

1.1K 118 2
                                    

Claire hanya tersenyum miring ketika melihat namanya berada dalam daftar yang lolos penyeleksihan pertama.

Dia akan menjadi kandidat calon istri Jazire. Seperti yang dia inginkan. Sebentar lagi Claire akan mencapai tujuannya.

Tangannya memasukkan ponsel ke saku dan melanjutkan niatnya ke kamar besar itu. Membangunkan sang tuan putri.

Dia pencet remote kecil di tangannya dan terbukalah gorden besar yang menutupi seluruh jendela di kamar itu.

Suasana yang tadi remang dan gelap seketika terang benderang karena terpantul sinar matahari.

Seseorang yang sedang terlelap jadi terusik. Bridgetta mengucek matanya dan terlihat sangat tidak suka.

Ia menyipitkan pandangan guna melihat siapa yang berani-beraninya membuka jendela di kamarnya itu.

"Claire!" Teriaknya setelah tahu siapa orang yang punya nyali besar itu.

"Ya, Tuan Putri?"

"Apa yang kau lakukan!"

"Membangunkan Anda. Hari sudah siang Miss"

"Claire, kau gila?"

"Ah, tidak, aku hanya terlalu bersemangat. Mari aku bantu bangun"

Bridgetta menepis tangan Claire yang mencoba menyentuhnya. Menatapnya dengan kemarahan yang menuncak.

"Kau sudah kehilangan akalmu?!"

Bridgetta tak pernah mengizinkan siapapun membuka jendela kamarnya. Dia seperti vampir yang hidup dalam kegelapan. Lalu Claire seolah ingin membunuhnya agar terbakar sinar matahari.

Tangan Bridgetta sudah terayun. Bersiap menampar Claire.

Plak!

Claire memegang pipi kirinya yang ditampar dengan begitu kuat. Tapi dia tidak marah. Justru bangkit dengan tersenyum miring. Bridgetta dan kemarahannya adalah magnet yang tak bisa terpisahkan.

Dan Claire sudah ratusan kali mendapat tamparan itu. Bahkan sepuluh tahun lalu, ketika Bridgetta masih berjaya, ujung sepatu wanita itulah yang landas di pipi Claire.

Tapi bukan berarti Claire akan terus menerimanya begitu saja. Tak ada hal yang abadi. Termasuk kepura-puraannya. Dia sudah lelah berlagak tidak berdaya.

"Bridgetta, kau memang tidak bisa diperlakukan dengan cara lembut ya?"

Bridgetta mengernyit mendengar panggilan Claire. Tak ada embel-embel 'Miss'.

"Kau panggil aku apa?"

"Brid-get-ta" eja Claire.

Bridgetta makin naik pitam dan ingin menampar Claire lagi, tapi kali ini Claire menahan tangan itu. Balik mencengkeram kuat. Seperti yang biasa Bridgetta lakukan padanya.

"Kau hanya punya tangan dan mulut sialanmu ini, tapi kenapa kau tak pernah sadar diri?"

Claire menghempasnya dengan kuat hingga Bridgetta hampir jatuh dari ranjang.

Wanita lumpuh itu meraih remote untuk memanggil pelayan maupun pengawalnya.

Claire memainkan rambutnya.
"Mereka tidak akan datang" bibirnya tersenyum.

"Jadi ini sifatmu yang sebenarnya?" Bridgetta ikut menyeringai, sudah menduga hal seperti ini akan terjadi.

"Dan kau pikir dirimu akan menang? Gadis bodoh! Kau tidak akan pernah menang dariku Claire!"

Lengkung di bibir Claire berubah menjadi garis lurus. Matanya menajam.

"Kau benar. Karena aku memang tidak berniat menang darimu, melainkan menjajahmu"

TWO SIDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang