21

1K 115 24
                                    

Jazire tersenyum licik usai membaca laporan tentang penjualan obat-obatan terlarangnya yang berhasil memasuki Hong Kong. Sebentar lagi tekadnya akan terwujud untuk membuat wilayah Asia sebagai pasar narkotika.

Jazire menengadahkan tangannya sebagai isyarat pada Alex untuk menyalakan cerutunya.

Pria dengan jas hitam itu langsung paham dan mengambil korek emas dengan ukiran nama sang tuan.

Jazire kembali membalik halaman berikutnya dari laporan itu sembari bibirnya menghisap cerutu. Namun baru hisapan pertama, Jazire langsung menghentikannya.

Pikirannya justru terbayang tentang kejadian semalam di mana dia menghisap bibir Claire dengan kasar. Bibir atas dan bawahnya yang tebal, Jazire lumat hingga makin bengkak.

Tanpa sadar Jazire mendengus.

"Ada apa Tuan?"

Lalu pandangannya menoleh dengan kesal pada Alex yang jelas tidak bersalah.

"Kau mengganti merk cerutunya?"

"Tidak Tuan, masih sama seperti sebelumnya."

"Kenapa pahit?" Jazire lempar cerutu itu, dan Alex mengambilnya.

"Perlu saya nyalakan yang baru Tuan?"

"Aku tidak suka cerutu itu, jadi tutup mulutmu."

Jazire kembali menjadi sosok yang sulit di tebak. Kemarahannya menjadi meledak-ledak karena hal sepele.

"Tapi Tuan..." Alex memberanikan diri untuk bersuara lagi meski tatapan Jazire terasa menikamnya.

"Nyonya Bridgetta menghubungi saya untuk menyampaikan sesuatu pada Tuan," dan anehnya raut kesal Jazire seketika berubah. Pandangannya jadi antusias.

"Apa yang dia katakan padamu?"

"Nyonya meminta lapangan berkuda Tuan, dia ingin latihan."

Jazire seketika tak bisa mengontrol ekspresinya, dia tersenyum kecil.

"Jadi dia tetap ingin berkuda," kepalanya mengangguk-angguk.

"Kalau begitu hubungi konstruksi untuk membuatnya. Satu hari harus jadi, ah buatkan daftar penjual kuda-kuda terbaik," lalu Jazire melangkah dengan senyum tipis yang masih tersungging.

Baru sampai di pintu, dia menoleh pada Alex dan rautnya kembali kesal.

"Alex, lain kali suruh Nyonyamu untuk menghubungiku langsung. Jika kau masih menjadi perantaranya, kupastikan telingamu tersisa satu."

"Baik Tuan."

.

.

.

Jazire kembali mendatangi mansion utamanya untuk melihat lapangan kuda yang diminta Claire. Ternyata sudah hampir rampung.

Jazire juga melihat kuda-kuda pesanannya yang sudah tiba. Kuda terbaik dan paling mahal.

Untuk mencoba track dan kualitas dari kuda barunya, Jazire mencobanya berkeliling menggunakan kuda berwarna putih.

Dia melepas jas dan dasinya. Tersisa kemeja putih yang dia gulung lengannya sampai siku. Satu kali putaran, pandangan Jazire menangkap satu sosok yang tengah berdiri di balkon mansion.

Wanita dengan gaun putih dan rambut disampirkan ke bahu itu juga menatap ke arah Jazire. Tangannya terlipat namun ekspresinya datar.

Jazire menghentikan kudanya dan memanggil Alex. "Panggil Nyonyamu itu, suruh dia mencoba apa dia inginkan sejak kemarin."

TWO SIDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang