12

916 104 7
                                    

Sudah jauh terlewat dari waktu yang Jazire minta untuk menunggu, dan Claire tak kunjung datang. Hari pun hampir gelap.

"Kau cari wanita itu Alex, aku akan kembali ke mansion," ucap Jazire. Pengawal pribadinya itu segera menuruti apa yang bosnya perintahkan.

Jazire pun berdiri, dan semua orang di sana sudah tahu bagaimana nasib Claire.

Jazire sudah berjalan menjauh, hampir memasuki mobilnya sebelum sekelebat bayangan tiba-tiba menamparnya.

"J-Jazire, tolong aku!" Jazire terhenyak, napasnya benderu tidak teratur. Tubuhnya jadi gemetar kala ingatan tentang dia tiba-tiba muncul.

Gambaran wajah ketakutannya yang bersimbah air mata. Tatapan penuh permohonan yang seolah menusuk jantung Jazire.

Mengapa situasi ini membuatnya teringat pada dia? Mengapa hilangnya Claire membuat dirinya teringat pada seseorang yang dia cintai?

Mengapa... Claire membuatnya ketakutan? Takut wanita itu bernasib sama dengan dia.

Lalu Jazire membalik badannya. Melihat Alex yang bersiap menaiki kudanya.

“Turun, aku yang akan mencarinya!” teriak Jazire tiba-tiba membuat Alex kebingungan.

Lalu pengawal pribadi Jazire itu turun dan menyerahkan kudanya. Tanpa pikir panjang Jazire segera melompat. Dan menarik tali kekang.

Alex dengan sigap mengambil kuda lain untuk mengikuti bosnya.

“Wanita merepotkan,” dengus Jazire memulai pencarian Claire diikuti beberapa pengawalnya. Walau dia sendiri bingung mengapa harus bertindak sejauh ini untuk mencari Bridgetta Wylie.

Jazire dan para pengawalnya memasuki hutan saat hari benar-benar gelap sepenuhnya, bahkan gerimis mulai berjatuhan.

“Berpencar! Temukan wanita itu, baik masih hidup atau mati,” teriak Jazire pada pengawalnya. Semuanya menyebar, kecuali Alex yang selalu setia di sisinya.

Semakin jauh memasuki hutan, hujan turun makin deras. Dengan penerangan senter yang tertempel di dahinya, Jazire lihat seekor kuda yang tadi dinaiki Claire ketika memulai perburuan ditinggalkan begitu saja.

Tidak ada Claire di area itu, mungkin Claire benar-benar memasuki hutan. Perasaan Jazire makin tidak menentu. Hari susah gelap dan hujan turun dengan deras. Wajita itu tidak membawa penerangan apapun? Bagaimana dia bisa bertahan di hutan belantara yang gelap gulita?

Jazire rasa dirinya mulai tidak normal. Dia jadi sekalut ini pada seseorang yang bahkan tidak dia kenal dengan baik.

Jazire tidak tahu siapa sebenarnya Bridgetta Wylie selain istri dari mantan musuhnya, Hans. Tapi yang mengherankan dia bisa jadi setakut itu memikirkan bahwa Claire mungkin memang sudah mati.

Padahal menghabisi Emily dengan tangannya sendiri meski wanita itu sudah memohon ampun sekalipun, Jazire tetap tak memiliki belas kasihan. Namun sekali lagi, karena Bridgetta Wylie, Jazire bertindak di luar nalarnya.

“Tuan, bukankah itu kuda yang dinaiki Miss Bridgetta?” tanya Alex ketika melihat hal yang sama dengan bosnya. Dia turun untuk memastikan. Ternyata benar, kuda itu milik Jazire.

“Sepertinya dia tidak jauh dari sini. Kau ke sisi kiri, aku kanan,” perintah Jazire. Berpencar adalah pilihan paling tepat untuk mengefisiensikan waktu.

“Tapi Tuan, saya tidak bisa membiarkan Anda pergi sendiri.”

“Aku tak akan mati Alex, justru wanita itu yang bisa mati diterkam harimau!” teriaknya. Jazire pun bingung kenapa ia bisa sekalut ini. Harusnya ia tak perlu begitu ketakutan jika memang wanita itu mati, toh dia sendiri yang dengan suka rela mengikuti tes.

TWO SIDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang