20

960 120 21
                                    

"Apa yang mereka bicarakan tentang aku?" tanya Jazire saat mobilnya telah meninggalkan mansion selirnya.

"Apalagi selain membanggakan suami mereka yang sangat bijaksana ini?"

"Semua yang mereka katakan adalah kebohongan."

"Memang kau tahu apa yang mereka katakan?" Claire bahkan tidak memberi tahu tentang bualan-bulan itu.

"Mereka hanya boneka pajangan yang tak pernah aku keluarkan dari kaca. Dan aku tidak pernah mendatangi mereka sejak awal."

"Kenapa kau menjelaskan hal ini? Kau berpikir aku akan cemburu?"

"Untuk apa? Toh nasibmu juga akan sama dengan mereka."

Claire meremat ujung dressnya.

"Aku tak akan membuat diriku seperti mereka."

Jazire justru tersenyum miring mendengar perkataan Claire tersebut. "Lalu kau ingin membuatku jatuh cinta, begitu? Dengar, usahamu hanya akan sia-sia seperti pendahulumu."

Giliran Claire yang tertawa, "Justru aku yang akan membuatmu berusaha agar tidak jatuh cinta padaku, Jazire. Selamat berjuang."

Jazire mendengus dan membuang muka. Dia tidak suka tawa itu!

Apakah benar bahwa dirinya sendiri yang akan jatuh cinta?

.

.

.

Jemian mulai menjalankan misi pertamanya. Dia mencari tahu siapa istri dari Jazire atau wanita yang menjadi kakak iparnya.

Dan sama seperti yang terjadi pada Jazire sebelum menikah dulu, tak ada informasi yang detail tentang wanita itu.

Hanya ada nama dan marganya juga silsilah keluarga serta bisnis yang dijalaninya. Lalu juga foto mantan suaminya.

Entah ini perbuatan Jazire yang telah menghapus segala informasi tentang wanita itu atau justru wanita itu sendiri. Jemian memikirkan kemungkinan yang ada.

Tapi dilihat dari samping, paras wanita itu yang tertutupi veil sedikit tidak asing di matanya.

"Aku yakin pernah melihatnya," kata Jemian berusaha menggali memori.

Kepalanya menoleh ke arah kiri dan tak sengaja menatap foto dirinya bersama Claire saat sedang liburan.

Jemian ambil bingkai itu dan dekatkan ke arah laptopnya yang menampilkan potret Bridgetta di hari pernikahannya dengan Jazire.

"Mustahil," Jemian menggeleng dan mengembalikan foto itu.

"Maaf, aku terlalu merindukanmu hingga pikiranku tidak jernih. Aku berjanji akan segera menemukanmu, Claire. Aku akan membawamu kembali."

.

.

.

Jazire sebenarnya ingin datang sendirian ke acara pertemuan para pejabat malam ini. Namun semua tamu undangan yang datang membawa pasangan, jadi tak mungkin dia datang seorang diri tanpa membawa istri.

Apalagi baru beberapa minggu dari dia adakan pesta pernikahannya, maka mustahil dia tidak membawa Claire.

Jazire sibuk berbicara dengan para kolega, dan dia lihat Claire juga melakukan hal yang sama.

Wanita itu berdiri begitu anggun dengan gaun merahnya yang bergitu terang di tengah malam dengan beberapa pria yang mengerubunginya.

Jazire sesekali menoleh di tengah pembicaraannya demi memastikan tak ada tangan lain yang berusaha menyentuh kulit mulus istrinya.

TWO SIDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang