30

765 103 41
                                    

Jemian membawa Claire ke mansion Constanzo, tempat yang sangat tidak ingin Claire datangi lagi. Sejak menginjakkan kaki di tempat itu, Claire hanya diam. Dia bahkan tidak berbicara dengan Jemian sama sekali.

Kematian bagi Claire memang hal biasa, namun ketika dia melihat dengan mata kepalanya sendiri Jazire sedang sekarat, Claire seolah kehilangan kewarasan.

Nyatanya ambisinya bukan untuk balas dendam dan menghabisi Constanzo, melainkan menyelamatkan pria itu.

Kini Claire bahkan tidak tahu bagaimana nasib Jazire, tapi dia berharap pria itu memang memiliki sepuluh nyawa. Hingga Claire tidak merasa bersalah.

Sedangkan Jemian justru berharap sebaliknya. Dia benar-benar tidak ingin kekasihnya kembali pada pria itu. Meski wanita yang dia cintai sudah tidak lagi mengharapkannya, Jemian tidak akan menyerah begitu saja.

"Setidaknya makanlah Claire, jangan menyiksa dirimu sendiri," kata Jemian marah melihat Claire yang tak mau memakan sedikitpun hidangan yang disajikan oleh pelayannya sejak kemarin.

Wanita itu bergeming, perkataan Jemian itu justru mengingatkannya pada Jazire. Saat Claire menolak makan dan meminum obat, pria itu akan membantunya. Memberinya ciuman yang sangat memabukkan. Claire sangat merindukannya. Teramat dalam hingga dadanya menjadi sesak.

"Aku telah susah payah menyelamatkanmu, setidaknya hargai usahaku."

Kini baru Claire menatap Jemian, dengan sorot yang tidak sama seperti dulu. Benci yang begitu besar. Bukan lagi kasih sayang dan cinta. Melihat itu, hati Jemian bagai tercabik-cabik.

"Harusnya kau jangan membantuku. Biarkan aku tetap di sana."

"Dan Jazire akan membunuhmu, itu yang kau inginkan?"

"Dia tidak akan membunuhku."

"Karena dia mencintaimu?"

Claire tak menjawab.

"Kau salah Claire. Dia tidak mencintaimu, dia hanya mencintai sosok yang kau perankan. Dan kau, bukan Bridgetta Wylie."

Claire diam membisu, perkataan Jemian menamparnya. Ya, dia harus sadar. Jazire memang mencintai Bridgetta, bukan Claire. Buktinya di ujung kesadarannya kemarin, nama itu yang Jazire panggil.

"Sekarang tolong jelaskan alasanmu hidup sebagai wanita lain. Terutama bagaimana kau bisa memiliki luka itu."

Yang Jemian maksud adalah bekas caesar Claire. Luka yang tak ingin Claire kenang lagi. Luka yang teramat sangat menyakitkan.

"Jawab aku Claire, bajingan mana yang telah menyakitimu!"

Jemian mencengkeram bahu Claire hingga air mata wanita itu menetes.

"Yang pasti orang itu ada kaitannya dengan pemilik mansion ini."

"Constanzo?"

"Dan kau justru yang membawaku ke sini Jemian. Kalian tidak ada bedanya."

Jemian menganga dan berusaha mencerna kalimat Claire. Lalu dengan rasa sesal dan putus asa dia berucap, "Lalu.. siapa ayahnya?"

"Kau tidak akan bisa membunuhnya sekalipun kau tahu."

"Claire, kumohon..."

"Hans. Dan aku yang telah membunuhnya dengan tanganku sendiri."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TWO SIDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang