19

777 107 8
                                    

Jemian menyadari ada banyak kejanggalan atas kematian Claire. Wanita itu dinyatakan gugur saat sedang bisnis ke luar negeri bersama bosnya.

Namun pihak kantor Claire tidak ada yang menghubunginya atau berbela sungkawa.

Bukankah jika ada karyawan yang gugur dalam masa tugasnya pihak kantor akan memberikan semacam kompensasi?

Atau setidaknya mendatangi keluarga dan orang terdekat korban untuk menyampikan duka cita.

Namun tidak ada rekan kerja Claire atau utusan perusahaan yang datang.

Lebih parahnya saat Jemian mendatangi kantor Claire, di sana seolah tidak terjadi apa-apa. Benar-benar janggal. Seolah sudah direncanakan atau memang sengaja ditutup-tutupi.

Kacurigaan lain yang Jemian temukan adalah terkait penyebab jatuhnya pesawat tersebut. Jemian sampai mendatangi langsung lokasi jatuhnya pesawat yang dinaiki Claire demi mengorek informasi.

Kata pihak kepolisian, black box pesawat tidak ditemukan dan sulit mengidentifikasi penyebabnya. Namun mereka menduga bahwa hal itu karena serangan terorisme dan pembajakan.

Dan saat itu pula Jemian tahu bagaimana alur ini dibuat. Ada sutradara besar di balik kisah menyakitkan ini.

Jemian mengepalkan tangan dan memutuskan bergegas kembali ke Iluasia. Tepat sekali ketika dia dengar sang dalang sedang mengadakan pesta pernikahan.

Sungguh pembalasan yang sempurna, Jemian akan memberikan kejutan tak terlupakan untuk Jazire.

Dia datangi pesta itu usai berhasil menyusup sebagai pelayan. Dia lihat bagaimana mesranya Jazire yang sedang berdansa dengan istri barunya.

Lalu Jemian layangkan tembakannya pada wanita di balik punggung Jazire.

Tadinya tembakan itu dia arahkan ke jantung wanita itu, namun tangan Jemian bergetar ketika melihat sisi wajah wanita itu yang mirip dengan seseorang yang sangat Jemian kenal.

"Claire?" panggil Jemian lirih. Namun peluru sudah berhasil melesak di lengan wanita itu.

Jemian yang masih tak percaya atas apa yang dilihatnya seketika menggelengkan kepala. Tidak mungkin kekasihnya berada di sana, apalagi menjadi istri dari kakak sekaligus musuhnya.

Namun sebelum benar-benar memastikan wajah wanita itu, Jazire sudah lebih dulu mendekap istrinya. Dan Jemian tak memiliki waktu kemudian melarikan diri sebab Jazire dan anak buahnya mulai mengincarnya dengan tembakan yang membabi buta.

Sampai saat ini Jemian hanya menepis pikirannya sendiri untuk mengenyahkan bayangan itu, "Tidak. Dia bukan Claire. Tidak mungkin dia di sana."

Lalu Jemian memutuskan untuk menghubungi seseorang. Satu-satunya orang yang bisa membantu Jemian untuk membalas dendam adalah dengan bersekongkol dengan musuh Jazire yang lain kan?

Seseorang yang bisa mengalahkan pria itu adalah orang yang sepadan atau lebih berkuasa darinya.

Dan orang tersebut adalah Constanzo, mafia paling mengerikan di Italia.

.

.

.

Berkat 'obat' yang dijejalkan Jazire untuk dirinya, kini Claire telah sepenuhnya pulih.

Perban di bahu kirinya telah dilepas walau masih menyisakan bekas jahitan yang mengering.

Claire pandangi tubuhnya dari cermin kamarnya. Ternyata ada begitu banyak bekas luka di sekujur badannya.

Dari bahu bekas tembakan itu lalu guratan di perutnya bekas operasi caesar. Belum lagi bekas cambukan yang dulu dia terima di punggung saat menolak melayani kliennya.

TWO SIDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang