35

652 95 42
                                    

Claire tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya. Jazire enggan membuka mulut, bahkan saat Claire melontarkan tentang anak yang dikandungnya, pria itu tiba-tiba meninggalkan meja makan.

Sepertinya pertanyaan itu terlalu sensitif bagi Jazire. Mungkin karena bayi yang pernah di kandungnya bukan milik pria itu. Tapi siapa? Apakah Claire pernah berselingkuh? Dan itukah alasan mereka bercerai?

Claire menghembuskan napasnya berat. Sudah dua minggu dia tinggal di mansion ini. Meski sudah berkeliling ke setiap sudut mansion, tak banyak kenangan yang dia ingat.

Ah, mungkin ada sedikit. Tentang lapangan kuda yang kata Alex dibuat oleh Jazire untuk Claire. Ternyata dulu dia menyukai olahraga berkuda. Walau sedikit kabur, memang ada kenangan ketika dia dan Jazire berciuman di atas kuda.

Berbicara tentang Jazire, pria itu sudah empat hari tidak kembali ke mansion. Menurut Miss Julia, Jazire hanya sedang sibuk di kantornya.

Namun entahlah, Claire sedikit ragu untuk mempercayainya.

Lalu tiba-tiba mobil Jazire menapaki pelataran, Claire hampir berlari mendekat. Tapi pria yang Claire harapkan tak kunjung turun, dan hanya Alex yang datang.

Ajudan pribadi Jazire itu terlihat mengambil beberapa berkas di ruang kerja. Claire mengintipnya dari depan pintu.

"Saya sudah mengambil berkasnya, Tuan," ucap Alex sembari berbicara melalui telepon.

"Baik Tuan, saya akan segera kembali sekaligus menjemput Nyonya Miranda. Saya juga sudah memesan hotel."

Mendengar ada nama asing yang disebut Alex, Claire semakin penasaran. Miranda? Namanya terdengar milik perempuan bukan? Siapa dia?

Larut dalam penasarannya, Claire tak menyadari jika Alex memergoki dirinya menguping di depan pintu. Claire seketika gelagapan mencari alasan.

"A-aku tidak berniat..."

"Apakah Nyonya mencari Tuan Jazire?"

"T-tidak!"

"Tuan tidak akan kembali malam ini Nyonya. Saya akan menyampaikan pada Tuan bahwa Nyonya Bri--maksud saya Nyonya Claire mencarinya."

"Sudah kubilang aku tidak mencarinya!"

Namun seperti berbicara dengan patung, Alex tidak mendengarnya dan langsung pamit pergi.

Dan batinnya masih terus penasaran akan satu nama, yakni Miranda. Untuk meredakan rasa penasarannya yang begitu tinggi, akhirnya Claire bertanya pada Miss Julia.

"Julia, bolehkah aku bertanya satu hal?"

"Tentu saja Nyonya."

"Siapa Miranda?"

Miss Julia tidak langsung menjawabnya. Claire sudah menduga, Miranda bukanlah orang biasa yang namanya kebetulan disebut Alex.

Miss Julia tampak ragu, apa yang harus dia katakan? Bagaimana jika Jazire memarahinya karena dia memberi tahu Claire?

"Tolong katakan dengan jujur. Kau satu-satunya orang yang bisa kupercaya," Claire menampilkan raut sedihnya dan benar-benar memohon, berharap hal itu dapat meluluhkan hati Julia.

Benar saja, wanita di depan Claire itu tak kuasa dan terdengar helaan napasnya.

"Saya akan memberitahu Nyonya, tapi jangan ceritakan ini pada Tuan Jazire."

Claire menganguk. Julia menelan ludahnya, lalu berucap dengan lirih, "Nyonya Miranda adalah istri utama Tuan Jazire saat ini."

Claire meremat ujung gaunnya. Sudah dia duga, Miranda adalah penggantinya.

TWO SIDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang