1. First Meet

1.3K 155 37
                                    

Macaron, makanan manis yang menurut Jo adalah makanan yang paling enak di dunia.

Gak ada yang bisa ngalahin manisnya macaron, kecuali si adek manis yang baru Jo temuin di kedai kopi sekolah.

Gak ada yang bisa ngalahin manisnya macaron, kecuali si adek manis yang baru Jo temuin di kedai kopi sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jo seharian ini uring-uringan. Bukan tanpa alasan, tapi ini terjadi karena toko macaron favoritnya tutup.
Alhasil, Jo si pecinta macaron garis keras jadi tidak bersemangat untuk melakukan aktifitas.

Seperti sekarang ini, padahal dia lagi nongkrong di salah satu kedai kopi sekolah bersama temannya yang lain, tapi sejak tadi tidak mengeluarkan suara, sama sekali. Alias hanya diam sembari menaruh kepalanya di meja.

Membuat Yuma muak melihatnya.

"Sono dah lu beli apaan gitu kek yang manis-manis, daripada gak jelas gini bikin sepet mata" Yuma paksa Jo untuk bangun dari malasnya, dia tarik kerah belakang seragam Jo agar teman jangkung nya ini berdiri.

"Tapi yang jual macaron tutup!" Jo nge-gas ke Yuma. Membuat Yuma semakin kesal melihatnya.

"Gak harus macaron!"

"Gak! Harus macaron!"

Jo dan Yuma tatapan sengit, dengan posisi Yuma yang masih tarik kerah belakang seragam Jo, dan Jo yang kepalanya menoleh ke arah Yuma.

Gaku geleng-geleng kepala lihatnya.
Heran, bagaimana bisa dia berteman dengan orang aneh kayak mereka? Walaupun dia juga aneh sih, tapi gak se aneh mereka yang perkara harus atau gak harus nya macaron aja diributin.

"Gak usah berantem udah, mending Jo sono pesenin kopi biar ada kegiatan bermanfaat" Gaku banting uang dan langsung senderan di bangku sofa sambil lengannya di tekuk ke belakang. Udah kayak orang yang lagi main judi.

Jo yang di dorong-dorong Yuma untuk terima uang Gaku mau tidak mau harus menuruti.

Dia lagi less power, sebenarnya juga malas untuk bertengkar. Bikin tambah habis energi yang sejak tadi ia tahan agar tidak keluar banyak.

"Yaudah, mau kopi apa?" Jo tanya ketus.

"Moccalatte, yang bayar Gaku" Jungwon tiba-tiba serobot omongan Gaku tanpa alihin pandangannya dari layar handphone.

"Yaudah samain, beli tiga sekalian Yuma, Jo terserah sono mau pesen apa"

Jo mengangguk paham. Walaupun malas setengah hati, tapi Jo tetap menuruti suruhan teman sekelasnya itu. Lagipula juga dia dapat feedback di belikan Gaku kopi, jadi tidak masalah.

Si jangkung mulai jalan ke arah tempat memesan kopi pelan, masih belum ada tenaga untuk melakukan aktifitas normal karna tubuhnya belum diisi bensin (read:macaron).

Jalannya terlihat lunglai, mungkin di perspektif orang lain Jo lebih seperti orang sakit yang dipaksa melakukan pekerjaan.

Jo ini memang agak lebay, jadi mohon maklum.

Macaron || JoruaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang