Jo berlari kecil di sekitaran lorong. Ingin cepat-cepat menonton pertandingan Harua.
Celananya sudah berganti, begitu pula dengan baju seragamnya. Sekarang Jo memakai setelan olahraga, toh, jadwal hari ini hanya pertandingan voli, tidak masalah kalau Jo tidak memakai seragam formal sekolah.
Belum sempat sampai ke setengah tujuan, langkah cepat Jo berhenti kala seseorang memanggilnya.
"Heh, kamu!" Panggilnya, sedikit berteriak.
Jo menoleh, itu guru. Mau tidak mau Jo menghampirinya.Tidak ada basa-basi, si guru langsung saja memberikan setumpuk buku tebal ke tangan Jo. Jo terkejut, badannya sedikit oleng, ia menguatkan kakinya agar tidak terjatuh.
"Kamu keliatan lagi gak sibuk, tolong bantu taruh ini ke kelas 3-4, bapak sibuk, makasih ya" ucapnya, kemudian pergi meninggalkan Jo begitu saja.
Jo menatap sinis pada gurunya, apa dengan Jo yang sedang berjalan tergesa tadi ia terlihat sedang tidak sibuk?
Jo itu sibuk, ingin melihat Harua!
Jo menetralkan wajahnya, mulai berjalan perlahan karena beratnya bawaan yang ia bawa. Beberapa kali berhenti karena tumpukan buku yang hampir terjatuh.
"Aku suka kamu, tolong jadi pacarku!"
Langkah Jo berhenti saat mendengar sayup-sayup suara perempuan yang sedang... Menyatakan cinta?
Jo melipir kesamping, kepalanya menoleh ke kanan, kiri, dan belakang guna mencari dari mana suara itu berasal.
Tidak perlu waktu lama mencari, netranya menatap sang adik, Ni-Ki, dengan seorang perempuan yang sedang membungkuk dengan gestur memberikan coklat kepada Ni-Ki.
Secara reflek Jo mengumpat di balik tembok, buku-buku di tangannya ia letakkan di lantai. Rasa penasaran akan jawaban yang di berikan sang adik saat ini lebih besar.
Matanya melotot kala melihat sang adik menundukkan badan di depan perempuan itu. Ini pertama kalinya ia melihat orang yang di tolak secara langsung.
Bukan Jo yang mengalami, tapi hatinya sedikit tidak tenang melihat apa yang dialami si perempuan. Apa ia akan seperti itu jika menyatakan perasaan pada Harua?
Jo terdiam cukup lama, pikirannya berkecamuk pada kemungkinan yang akan terjadi jika ia juga di tolak.
"Kamu... Kamu punya orang yang kamu suka?"
Kesadaran Jo kembali saat mendengar suara yang sedikit keras dari si perempuan. Rasa penasarannya kembali keluar, ia mencondongkan badannya agar dapat mendengar jelas jawaban dari sang adik.
"iya, ada."
•°•°•
"Lama lo", adalah sapaan yang Jo dengar sesaat setelah sampai di kursi penonton yang ia tempati tadi.
Jo memicingkan mata tak terima sembari menatap Jungwon.Ini, kan, ulah Jungwon? Kenapa jadi ia yang di protes karena lama?
Jungwon yang tengah menatap Jo, tertawa meledek. Ia merasa lucu melihat muka marah yang dibuat-buat oleh Jo saat ini.
Jo menetralkan wajahnya kembali, ia duduk dengan tenang sembari kembali menonton permainan Harua. Matanya juga bergerak seiring kemana geraknya Harua.
Beberapa kali ia tersenyum tipis mengingat apa yang ia dengar tadi.
Ni-Ki, adiknya memiliki orang yang disukai. Entah kenapa Jo merasa lucu, adiknya ternyata sudah besar, ia harus memberi tau hal ini kepada kakaknya, Sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Macaron || Jorua
FanfictionMacaron, makanan manis yang menurut Jo adalah makanan yang paling enak di dunia. Gak ada yang bisa ngalahin manisnya macaron, kecuali si adek manis yang baru Jo temuin di kedai kopi sekolah. _________________________________________ ›Start: 10 Augu...