2. His Name

787 128 15
                                    

Suara riuh khas anak-anak sekolah terdengar dari jarak yang agak jauh dari tempat Jo dan adiknya berada.

Jo menurunkan si adik yang wajahnya terlihat masam.
"Inget, jangan sampe ada yang tau kalo lo adek gue" Ni-Ki, adik dari Jo mengangguk mengerti.

"Udah berapa kali coba bilang gitu" Gumam Ni-Ki kesal.
Ni-Ki berjalan dengan menghentakkan kakinya di tanah kencang, mood nya sangat buruk pagi ini.

Ini karena kedua kakaknya membangunkan dia dengan cara yang tidak manusiawi. Alias, disiram dengan air penuh.
Ni-Ki yang tadi pagi sedang tertidur pulas, tiba-tiba di siram air satu gayung.

Ditambah, ia diturunkan dari sepeda dan harus jalan sedikit lagi untuk sampai ke sekolah.

Di sisi lain, Jo memerhatikan adiknya yang berjalan ke arah sekolah sambil memakan beberapa macaron yang sengaja ia bawa dari rumah, setelah melihat si adik yang sudah memasuki area sekolah barulah Jo menjalankan sepedanya untuk ikut masuk ke area sekolah.

Jo punya alasan kenapa begini. Ini karena, adiknya, Ni-Ki yang bisa di bilang populer kala SMP dulu. Jo yang waktu itu sudah di kenal sebagai kakaknya Ni-Ki, otomatis menjadi tempat penitipan hadiah yang ditujukan kepada adiknya.
Jo ogah kalau hal itu terulang kembali di SMA, Jo hanya ingin kehidupan sekolahnya normal tanpa di ganggu apapun.

Setelah memarkirkan sepedanya, Jo berjalan ke arah kelas. Bisa Jo lihat adiknya yang sedang di kerubungi beberapa murid lain.

Jo acuh, ia hanya menatap Ni-Ki dengan tatapan meledek lalu berlari kecil menuju kelasnya.

Sejujurnya, Jo tidak menyangka kalau sang adik akan kembali populer di SMA.

Tertawa dan berlari kecil sembari melihat ke arah belakang, Jo tidak sadar di depannya juga ada orang yang berjalan.

Saat melihat ke arah depan, Jo yang tidak bisa reflek berhenti, mau tidak mau bertabrakan dengan orang di depannya.

Bruk—

Keduanya terjatuh.

Jo panik, dengan cepat ia membantu membereskan beberapa lembar poster yang dibawa orang itu, lalu mengucapkan maaf berkali-kali.

"Gak apa-apa, maaf saya teledor" Suara itu, suara yang Jo sukai dari saat memesan kopi waktu itu.

Reflek mengangkat kepalanya, Jo menatap orang yang tadi tidak sengaja ia tabrak.
Wajahnya orang di depannya terlihat agak panik.

"Si cantik?" Orang di depannya menoleh kaget, atmosfer berubah menjadi canggung.
Jo lagi-lagi merutuki dirinya.

"Maaf" Meminta maaf kembali, Jo berdiri dari jatuhnya, begitupun dengan si cantik.
Si cantik menundukkan kepalanya, lalu kembali berlari kecil.

"Sebentar!" Teriak Jo.

Si cantik yang masih belum jauh dari tempat Jo berbalik, memiringkan kepalanya dengan raut wajah bertanya.

"Boleh tau siapa nama kamu?" Tanya Jo, wajahnya sedikit memerah saat melihat si cantik tersenyum ke arahnya.

"Harua, panggil aja Harua" jawabnya, lalu kembali berlari.

Jo diam, mematung di tengah lorong sekolah, mengundang beberapa mata menatap ke arahnya.

"Bilih tii siipi nimi kimi?"

Jo merotasikan bola matanya malas, bisa ia dengar suara cekikikan dari arah belakang.
Gaku, Yuma dan Jungwon, sedang meledeknya di belakang.

"Berisik"

Macaron || JoruaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang