11. Double Date

391 78 1
                                    

Taki berjalan pelan mengikuti kemana Harua menariknya.
Ia merasa canggung.

"Harua... ini aku beneran harus ikut?" Bisik Taki. Harua mengangguk kecil, genggaman di tangannya tidak ia lepas, takut-takut kalau Taki kabur tiba-tiba.

Sedangkan di belakang, ada Jo dan Ni-Ki yang sama-sama tidak tau harus apa. Jantung keduanya berdegup kencang. Mereka tidak menyangka kalau akan berakhir seperti ini.

Bukannya ini seperti double date?

Setelah beberapa menit menyusuri jalan, akhirnya mereka sampai di sebuah taman yang dihiasi dengan lampu-lampu yang dililitkan di pohonnya.

Tempat yang terlihat romantis, bahkan bisa mereka lihat banyak pasangan muda seperti mereka yang juga duduk di kursi taman.

"Aku selalu pengen kesini, tapi kalo dateng sendiri kayaknya bakal canggung" Harua menjelaskan.

Jo menatap wajah Harua, lalu tersenyum kala melihat wajah si pujaan hati yang berbinar.

"Cari tempat, yuk?" Ajak Jo. Harua mengangguk semangat, ia mulai berjalan mencari kursi taman yang sekiranya kosong dan bisa menampung mereka ber-empat sekaligus.

Tiba-tiba muncul ide di benak Harua. Ia berhenti, lalu menatap Ni-Ki, Taki dan Jo secara bergantian.

"Aku mau jajan, kak Jo, anterin ya. Ni-ki sama Taki tolong cariin tempat duduk, oke?" pinta Harua. Tangannya terulur menarik pelan tangan Jo. Perlahan meninggalkan Taki dan Ni-ki berdua.

Lagi-lagi jantung Ni-Ki berdegup sangat cepat. Wajahnya terasa panas, ditinggal berdua dengan orang yang ia suka, benar-benar tidak pernah terbayangkan.

Sedangkan Taki di sebelahnya hanya diam. Merasa canggung karena ditinggal berdua saja dengan orang yang tidak akrab, yang bahkan hampir tidak pernah mengobrol walaupun sekelas.

"Cari tempat dulu.." Ni-Ki berucap pelan, ia jalan terlebih dulu dan meninggalkan Taki yang masih berdiri di tempat.

"Taki? Ayo!" Teriak Ni-Ki saat menyadari kalau jarak mereka tampak jauh.
Taki menoleh terkejut, kemudian mengangguk kecil dan berlari menuju tempat Ni-Ki duduk.

Langsung saja Taki duduk, mengambil tempat di pojok kursi agar tidak terlalu menempel pada Ni-ki.
Keduanya diam, hanya menatap sekitar, terkadang mata mereka bertabrakan namun dengan cepat juga mereka memutuskan pandangan.

Atmosfer canggung ini membuat Ni-Ki tidak tahan. Ia tidak pernah diam tanpa mengobrol selama ini.
Sedangkan Taki, tampak biasa saja. Ia terlihat santai walaupun suasana canggung benar-benar melingkupi mereka.

"Aku baru tau Ni-Ki punya kakak" secara mengejutkan, Taki memulai percakapan. Ni-Ki menoleh, terlihat jelas oleh raut wajahnya kalau ia terkejut.

"I-iya... aku gak pernah deket sama kakakku kalo di sekolah.." Ni-Ki menjawab dengan sedikit gagap dan suara yang pelan. Ia merasa jantungnya akan melompat saat ini juga.

Lalu keduanya kembali terdiam.

Ni-Ki memegangi dadanya, ia mengulum senyum. Mengalihkan pandangan agar Taki tidak melihat wajahnya yang memerah serta bibir yang naik ke atas.

Ni-Ki jadi bersyukur karena Taki bukan tipe yang cerewet, setidaknya ia bisa dengan mudah menyembunyikan dirinya yang salah tingkah.

Sekarang ini, Ni-Ki hanya bisa berdoa agar Jo dan Harua cepat datang.

Sementara di lain tempat. Harua dan Jo berhenti di area stand makanan.
Harua bingung mau membeli apa, semua makanan disini benar-benar terlihat menggoda, walaupun di tangannya sudah tersimpan banyak bungkusan kecil berisi makanan yang ia beli bersama Jo.

Macaron || JoruaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang