12. Nomor

378 69 5
                                    

Ni-Ki menatap ke arah handphone sembari tersenyum geli di pojok ruangan, membuat atensi Jo lewat di depannya teralihkan.

"Suit suit, chat sama siapa tu?" Tanya Jo dengan nada meledek. Ni-Ki hanya diam, ia masih fokus ke handphone nya dan mengabaikan pertanyaan Jo.

Kelewat penasaran, Jo duduk di samping Ni-Ki. Mengintip isi handphone adiknya.

Jo mengangguk paham saat mengetahui apa yang membuat adiknya tersenyum seperti tadi. Adiknya saat ini tengah ber-chat ria dengan temannya.

Jo menyandarkan kepalanya di pundak Ni-ki, ikut membaca pesan sambil sesekali tertawa.

Jo terfokus pada pesan yang di kirimkan salah satu nomor berkontak 'Haruaruarua'. Ia menoleh, kemudian mencolek pinggang Ni-Ki.

"Ki, punya nomor Harua, ya?" Tanya Jo.

Ni-Ki yang tadinya sedang tersenyum, seketika bermuka datar. Ia menatap Jo dengan tatapan yang seakan berkata 'menurut lo?'.

Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Jo terkekeh kecil. Ia kembali menatap pada layar handphone Ni-Ki.

"Mau dong" ucap Jo tiba-tiba. Ni-Ki berdehem bingung tanpa menoleh, merasa bingung apa yang di mau kakaknya.

"Nomor Harua. Mau dong" pinta Jo kembali. Ni-Ki berdiri dari duduknya. Ia berjalan ke kamarnya menjauhi Jo.

"Cari sendiri, bang. Usaha dong, cemen lo!" Ni-Ki berujar dengan nada sarkas, kemudian menutup pintu kamarnya kencang.

Ingin rasanya Jo mencabik mulut Ni-Ki lalu mengungkit Ni-Ki yang juga payah dalam mendekati Taki.

Tapi Jo lebih memilih mengabaikan ejekan Ni-Ki. Toh, yang di katakan tidak sepenuhnya salah.
Jo mengakui kalau ia cupu, walau tidak se-cupu adiknya yang bahkan mengobrol saja malu.

Sedang berdiam di pojokan, Jo di kejutkan oleh suara pintu depan yang terbuka. Jo bangun, kaki jenjangnya dengan reflek berjalan menuju ruang utama, dimana suara pintu terbuka berasal.

"Kak Sunghoon? Kok udah pulang? Baru juga jam delapan" Tanya Jo yang lagi-lagi terkejut kala melihat eksistensi Sunghoon.
"Iya, jadwal hari ini ga terlalu penuh. Jadi bisa pulang awal"

Sunghoon meletakkan tas-nya di gantungan yang berada tepat di sebelah pintu. Kemudian menghampiri Jo lalu memberikan sebuah paper bag besar berisi macaron dari kedai Bibi Sakura.

Jo menerima dengan senang hati. Ia memeluk paper bag itu dan memandangnya berbinar.

"Mana adek?" Tanya Sunghoon.

Jo menunjuk ke arah lantai atas, tempat kamar Ni-Ki berada, tanpa mengalihkan pandangannya dari macaron.

Sunghoon hanya mengangguk menanggapi Jo, ia berjalan lunglai menuju dapur, lalu ke kamarnya.
"Jo, kalo ada apa-apa kakak di kamar, ya. Sama camilan buat adek ada di kulkas, kalo Jo mau ambil aja gapapa. Kakak beli banyak" ujar Sunghoon. Jo mengacungkan jari jempolnya tanda paham, kemudian duduk di sofa dan membuka isi paper bag pemberian Sunghoon.

Sedang asyik unboxing macaron, Jo menoleh saat mendengar pintu kamar Sunghoon yang terbuka. Jo melihat Sunghoon yang menyembulkan sedikit kepalanya.

"Kenapa?" Tanya Jo bingung.

"Tadi di cariin Bi Sakura, katanya udah lama kamu gak kesana. Kalo bisa nanti mampir" suruh Sunghoon, kemudian kembali menutup pintu kamarnya.

Jo kembali menatap pada macaron-nya, membereskan dengan memasukkan sekumpulan benda manis berwarna-warni ke dalam paper bag kemudian mengambil jaket yang tergantung di sebelah sofa.

Macaron || JoruaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang